Jakarta – Puluhan siswi di dalam tempat Kenya dilarikan ke rumah sakit akibat ‘penyakit misterius’ yang mana dimaksud menyebabkan kelumpuhan mendadak.
Menurut laporan media lokal, sebanyak 95 siswi di dalam tempat sekolah khusus perempuan, St. Theresa’s Eregi Girls High School, mengalami lumpuh mendadak. Sekolah yang tersebut berada di dalam tempat Musoli yang digunakan dimaksud berjarak 374 km dari ibu kota Kenya, Nairobi.
Mengutip dari video Al Jazeera, puluhan siswi St. Theresa’s Eregi Girls High School terlihat berjalan terseok-seok serta bergetar sehingga harus berpapah dengan orang lain. Dalam video yang itu berbeda, para siswi lainnya terlihat panik akibat peristiwa aneh ini.
Foto: Sebanyak 95 siswi dalam SMA Putri Eregi St. Theresa, Kenya telah lama terjadi dibawa ke rumah sakit sebab mengalami penyakit misterius. (Twitter @EdKrassen)
|
Menindaklanjuti serangan penyakit mendadak tersebut, para siswi langsung dilarikan ke rumah sakit. Selain itu, sampel darah dan juga juga urin juga telah dilakukan terjadi diambil untuk dikirimkan ke laboratorium kesehatan.
Menurut laporan Daily Mail, para pejabat kesehatan Kenya menyebutkan bahwa pihaknya sedang menyelidiki penyebab kelumpuhan mendadak misterius yang tersebut mana menyerang 95 siswi tersebut.
“Pejabat kesehatan Kenya melakukan penyelidikan dengan peringatan bahwa ini sanggup berpotensi ‘mematikan’ jika ternyata menular,” tulis laporan Daily Mail, dikutip Sabtu (7/10/2023).
Hingga saat ini, para dokter pada tempat Kenya masih belum mengetahui secara pasti pemicu wabah misterius mendadak ini.
Namun, beberapa ahli mengatakan bahwa ini adalah kasus ‘massa histeria’, bukan penyakit khusus. Bahkan, banyak pejabat institusi belajar menyebutkan peristiwa itu adalah aksi pura-pura sakit massal dari para siswi akibat ujian akhir tahun akan berlangsung beberapa minggu lagi.
“Para siswi kelas tiga seharusnya memulai ujian akhir tahun, tetapi sebagian besar dari merek menentang program sekolah hal hal itu serta mengklaim bahwa mereka itu itu bukan siap untuk ujian,” kata direktur wilayah barat pendidikan, Jared Obiero, dikutip Sabtu (7/10/2023).
“Kemungkinan beberapa siswa berpura-pura sakit alias tak mengalami gejala yang dimaksud sesungguhnya,” lanjut Obiero.
Berkaitan dengan spekulasi tersebut, Menteri Kesehatan Kenya, Susan Nakhumicha, mengatakan bahwa hingga saat ini tidaklah ada patogen yang digunakan digunakan diidentifikasi dalam sampel para siswa St. Theresa’s Eregi Girls High School.
Menurut laporan Daily Nation yang dikutip Daily Mail, dalam pertemuan dengan anggota Komite Investasi Publik Nasional Majelis Rakyat tentang Pendidikan serta Tata Kelola, Nakhumicha mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan lebih besar banyak banyak tes untuk mengetahui secara pasti penyebab penyakit ini.
“Sejauh ini, sudah ada lima tes yang digunakan hal itu dijalani serta tiada ada patogen yang digunakan diidentifikasi,” kata Nakhumicha.
“Namun, sampel tambahan sudah dikerjakan dikirim ke Kenya Medical Research Institute pada Nairobi untuk dianalisis tambahan banyak lanjut,” imbuhnya.
Sumber: CNBCIndonesia