SULTRA PERDETIK, – Tahun politik di Sulawesi Tenggara menjadi sorotan publik. Namun, sayangnya, suasana politik yang semestinya menjadi ajang perdebatan dan diskusi yang sehat, kini tercemar dengan maraknya ujaran kebencian di media sosial.
Fenomena ini semakin diperparah dengan munculnya akun-akun palsu atau akun fake yang menjadi sumber utama penyebaran konten yang merusak dan memprovokasi.
Akun-akun fake ini memainkan peran yang sangat berbahaya dalam memperburuk situasi politik. Mereka menggunakan kedok anonimitas untuk menyebarkan informasi palsu, memanipulasi fakta, dan memprovokasi konflik antara kelompok atau individu.
Konten yang dibagikan oleh akun-akun palsu ini seringkali penuh dengan ujaran kebencian, menyebarkan ketakutan, dan merusak citra kandidat atau partai politik. Dampak dari penyebaran ujaran kebencian melalui akun fake sangat merugikan masyarakat.
Polaritas politik semakin dalam, memecah belah hubungan antarwarga, dan menimbulkan ketegangan sosial yang berpotensi memicu kerusuhan. Kekacauan sosial yang terjadi dapat menghambat proses demokrasi yang seharusnya berjalan dengan lancar.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya yang sinergis dari berbagai pihak. Pemerintah harus memperkuat regulasi dan kebijakan terkait penggunaan media sosial, termasuk dalam menghadapi akun-akun fake.
Platform media sosial juga perlu berperan aktif dalam mengidentifikasi dan menghapus akun-akun palsu yang menyebarkan ujaran kebencian.
Kepada awak media, Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra), Irjen Pol Teguh Pristiwanto, memberikan tanggapan atas maraknya akun-akun palsu dan postingan yang memuat ujaran kebencian di wilayah tersebut.
Dalam upaya menangani kasus penghinaan suku yang semakin meningkat, Kapolda Sultra meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh konten-konten yang merugikan tersebut.
Dirkrimsus Kombes Pol Bambang Wijanarko menjelaskan bahwa Kapolda Sultra telah memberikan perhatian khusus terhadap persoalan ini dan memerintahkan penanganan yang serius terhadap kasus-kasus penghinaan suku.
Menurut Kapolda, hal ini merupakan langkah penting dalam menjaga keamanan dan persatuan di daerah Sulawesi Tenggara.
Kombes Pol Bambang Wijanarko melanjutkan pesan yang disampaikan oleh Kapolda Sultra, dengan mengimbau masyarakat untuk menahan diri dan tidak mudah terprovokasi oleh isu hoaks yang bertujuan memecah belah persatuan dan menciptakan kekacauan di Bumi Anoa.
Kapolda Sultra berharap masyarakat dapat memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada kepolisian dalam menangani kasus-kasus ini. Selain itu, pihak kepolisian juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap pihak-pihak yang berupaya memanfaatkan isu ini untuk memecah belah persatuan di Sulawesi Tenggara.
Kerja sama dan kebersamaan dalam menjaga keamanan daerah menjadi kunci utama agar wilayah Sulawesi Tenggara tetap aman dan tenteram.
Kombes Pol Bambang Wijanarko mengakhiri pesan Kapolda Sultra dengan mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga keutuhan dan persatuan di daerah mereka. Dengan bersama-sama menjaga daerah, diharapkan Sulawesi Tenggara tetap menjadi tempat yang aman, harmonis, dan damai bagi semua warganya. (red)