Kendari – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka (ASR) memulai Safari Ramadhan dengan aksi sosial membagikan 150.000 paket sembako kepada masyarakat.
Pembagian ini berlangsung di Masjid Agung Al-Kautsar, Kota Kendari, dan akan menjangkau seluruh wilayah Sultra.
“Ini adalah bentuk kepedulian saya kepada masyarakat, terlebih di bulan suci Ramadhan, kebutuhan pokok semakin mendesak,” ujar ASR, Senin, usai memimpin Apel Pagi Perdana pascapelantikannya pada 20 Februari 2025 oleh Presiden Prabowo Subianto di Jakarta.
Bantuan sembako ini bukan sekadar program pemerintah, melainkan inisiatif pribadi ASR. Sebanyak 150.000 paket akan disebar ke 15 kabupaten dan dua kota di Sultra, menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di masing-masing daerah.
ASR menilai, momen ini sangat tepat karena banyak warga yang tengah berjuang memenuhi kebutuhan selama bulan puasa.
Program bertajuk “ASR Berbagi” ini bukan sekadar aksi sosial, melainkan wujud nyata dari janji politik ASR sebelum menjabat sebagai gubernur.
Dalam ceramah tarawih di Masjid Agung Al-Kautsar Kendari pada Minggu malam, ASR menegaskan niatnya untuk menjadikan jabatan gubernur sebagai ladang amal.
“Saya memaknai jabatan ini sebagai jalan untuk bersedekah dan berbuat lebih banyak untuk masyarakat,” katanya di hadapan jamaah.
Selain berbagi sembako, ASR mengajak masyarakat menjadikan Ramadhan sebagai momentum meningkatkan solidaritas dan persatuan.
Ia menyoroti pentingnya meninggalkan perbedaan politik demi membangun daerah secara bersama-sama.
“Saya mengajak kita semua memetik hikmah Ramadhan untuk bersatu dan membangun Sulawesi Tenggara yang lebih baik. Hilangkan sekat-sekat ‘ini pilihan saya’ atau ‘ini bukan pilihan saya’,” ujarnya.
Di samping membantu kebutuhan dasar warga, ASR juga berkomitmen bersama Wakil Gubernur Hugua untuk memenuhi hak-hak sosial masyarakat, memperkuat perekonomian, dan mengembangkan sektor pariwisata.
Ia menekankan pentingnya tata kelola pemerintahan yang transparan, berintegritas, serta berlandaskan nilai-nilai religius dan kearifan lokal. (Red)