KENDARI, – Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali mencatatkan performa gemilang dalam pertumbuhan ekonominya di tahun 2024. Berdasarkan data terbaru, ekonomi Sultra tumbuh sebesar 5,24% year-on-year (YoY) pada Triwulan III, melampaui rata-rata nasional yang berada di angka 5,07%.
Pencapaian ini tidak terlepas dari kontribusi lima sektor utama penggerak ekonomi: pertanian, pertambangan, konstruksi, perdagangan, dan industri pengolahan. Dengan kombinasi sektor tradisional seperti pertanian dan sektor unggulan seperti pertambangan, Sultra berhasil menciptakan keseimbangan antara pengelolaan sumber daya alam dan diversifikasi ekonomi.
Selain itu, angka pengangguran di Sultra juga menunjukkan perbaikan signifikan. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun menjadi 3,09%, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional sebesar 4,91%. Hal ini mencerminkan keberhasilan program-program pemerintah daerah dalam menciptakan lapangan kerja dan memberdayakan masyarakat.
Namun, Pj. Gubernur Sultra, Komjen Pol (Purn) Dr. (H.C.) Andap Budhi Revianto, mengingatkan bahwa keberhasilan ini harus menjadi pijakan untuk mendorong pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. “Kita tidak boleh berpuas diri. Tahun 2025 adalah momen penting untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi yang lebih merata,” tegasnya dalam Refleksi Akhir Tahun di Ruang Pola Kantor Gubernur Sultra, Jumat (27/12).
Keberhasilan ini juga tak lepas dari sinergi berbagai pihak. Pemprov Sultra bersama dengan pelaku usaha dan masyarakat terus berinovasi untuk memperkuat sektor-sektor ekonomi unggulan. Program seperti Gerakan Pangan Murah, pameran tenaga kerja, dan pengembangan UMKM menjadi bukti nyata komitmen tersebut.
Meski demikian, tantangan masih ada, terutama dalam mengatasi kesenjangan di wilayah pedesaan dan mengurangi angka kemiskinan yang tercatat sebesar 11,21%. Pemerintah berencana memprioritaskan pembangunan infrastruktur desa, akses pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi lokal di tahun mendatang.
Dengan tren positif ini, Sulawesi Tenggara optimistis melangkah ke 2025 sebagai salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi paling stabil di Indonesia. Akankah strategi mereka tetap relevan menghadapi tantangan baru? Waktu yang akan menjawab. (red)