Muna, – Deklarasi kampanye damai yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Muna untuk pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Muna berakhir ricuh. Ketegangan terjadi saat pasangan calon nomor urut 4, Abdul Rahman-Awal Jaya Bolombo, melontarkan protes keras terhadap jalannya acara seremonial tersebut, Selasa 24 September 2024.
Abdul Rahman, dalam pernyataannya, mengungkapkan bahwa deklarasi ini tidak memiliki dampak nyata. Ia menyoroti adanya tekanan terhadap aparatur sipil negara (ASN) yang dilakukan oleh salah satu pasangan calon lainnya. Rahman bahkan memberikan contoh keluarganya yang terkena dampak langsung dari situasi ini.
“Adik saya yang ASN bahkan takut bertemu saya karena khawatir dimutasi. Ini menunjukkan bahwa masih ada tekanan yang luar biasa di kalangan birokrasi. Saya maju di Pilkada ini karena ingin melawan tekanan-tekanan tersebut, khususnya terhadap ASN,” ujar Rahman dengan nada tegas.
Ketegangan semakin terasa ketika calon Bupati La Ode Kardini memberikan respons, meminta semua pihak untuk menjaga ketenangan selama proses Pilkada berlangsung. “Jangan ada yang memicu kekacauan dalam Pilkada ini,” tegasnya.
Calon Wakil Bupati La Ode Asrafil Ndoasa, di sisi lain, meminta agar deklarasi tetap dilanjutkan dan menekankan bahwa permasalahan yang diungkapkan oleh Rahman bukanlah bagian dari agenda deklarasi.
“Ini deklarasi kampanye damai, dan harus dilanjutkan. Jika ada masalah lain, bukan tempatnya untuk dibahas di sini,” ujarnya.
Meski sempat diwarnai ketegangan, acara deklarasi akhirnya dilanjutkan. Lima pasangan calon yang hadir, yakni Bachrun Labuta-La Ode Asrafil Ndoasa, LM Rajiun Tumada-Purnama Ramadhan, La Ode Kardini-Noor Dhani, Abdul Rahman-Awal Jaya Bolombo, serta La Ode Husuna Ringa Jhon-Syarifuddin Udu, bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), ketua KPU, dan Bawaslu, menandatangani naskah deklarasi kampanye damai.
Dengan penandatanganan ini, para pasangan calon diharapkan dapat menjaga suasana kondusif selama masa kampanye dan Pilkada berlangsung, meski ketegangan sempat membayangi deklarasi yang seharusnya menjadi simbol perdamaian tersebut. (red)