Washington, – Donald Trump memastikan kemenangannya dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada 5 November 2024. Calon dari Partai Republik ini mengantongi 295 suara electoral, melampaui batas 270 suara yang diperlukan. Trump mengalahkan kandidat Partai Demokrat, Kamala Harris, yang tertinggal dengan perolehan 226 suara electoral.
Dalam pidato singkat di West Palm Beach, Florida, sebelum hasil resmi diumumkan, Trump menjanjikan “zaman keemasan” untuk Amerika. Ia menyebut kemenangan ini sebagai “gerakan politik terbesar sepanjang masa.” Pernyataan Trump ini disambut beragam respons dari pemimpin dunia.
Respons Asia: Tegaskan Diplomasi dan Kolaborasi
Di Beijing, China mengeluarkan respons diplomatik. Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Mao Ning, menyatakan bahwa kebijakan China terhadap AS tetap stabil. “Kami akan melanjutkan hubungan dengan prinsip saling menghormati dan kerja sama yang saling menguntungkan,” katanya.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyampaikan selamat melalui media sosial. “Seiring keberhasilan Anda membangun masa jabatan sebelumnya, kami berharap dapat memperkuat Kemitraan Global dan Strategis Komprehensif India-AS,” tulisnya.
Presiden Indonesia Prabowo Subianto juga memberi ucapan selamat kepada Trump. “Kemitraan strategis Indonesia dan AS memiliki potensi besar untuk saling menguntungkan,” tulis Prabowo. Ia berharap dapat bekerja sama untuk perdamaian dan stabilitas global.
Respons Timur Tengah: Harapan Perdamaian Regional
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut kemenangan Trump sebagai “kembalinya Amerika ke panggung dunia.” Netanyahu dan menteri-menteri sayap kanan di kabinetnya menyambut hangat Trump, mengharapkan komitmen AS untuk mempertahankan keamanan Israel.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, berharap AS di bawah Trump akan mendukung aspirasi rakyat Palestina untuk kemerdekaan. “Kami tetap berkomitmen untuk perdamaian dan keadilan berdasarkan hukum internasional,” kata Abbas dalam pernyataan resminya.
Eropa: Antara Optimisme dan Kewaspadaan
Reaksi Eropa juga beragam. Kanselir Jerman Olaf Scholz menyatakan bahwa Jerman akan bekerja sama dengan AS untuk “kemakmuran dan kebebasan.” Sementara itu, Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengatakan Inggris siap bekerja sama erat dengan Trump sebagai “sekutu terdekat AS.”
Di Rusia, reaksi lebih berhati-hati. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut AS sebagai “negara yang tidak bersahabat” namun mengisyaratkan bahwa Rusia akan menilai kebijakan Trump dari tindakan konkretnya. “Kami akan menarik kesimpulan dari langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintahannya,” ujarnya.
Respons Dunia Membuka Babak Baru Diplomasi AS
Kemenangan Trump dalam pemilu ini tampak menghidupkan kembali hubungan yang pernah terjalin selama masa jabatan pertamanya. Berbagai negara melihat peluang baru, sementara sejumlah pihak tetap waspada terhadap kebijakan Trump yang dikenal agresif.
Meski baru resmi dilantik awal tahun depan, respons internasional atas kemenangan Trump sudah menandai dinamika politik global yang bakal berjalan penuh warna dan intrik.