KENDARI, – Di tengah kesibukan agenda kunjungan kerjanya di Kota Kendari, Haji Hasan Basri Dg Nakku, S.E., yang akrab disapa H. Sewang, meluangkan waktu untuk bertemu dengan Pengurus Kerukunan Keluarga Turatea Jeneponto (KKJT) Sulawesi Tenggara serta sesepuh Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) di provinsi tersebut.
Acara penuh kehangatan itu berlangsung pada Selasa, 24 Desember 2024, di sebuah restoran di Kota Kendari, dengan suasana penuh rasa kekeluargaan.
H. Sewang, yang dikenal sebagai Anggota DPRD Kota Baubau dari Partai Golkar sekaligus putra asli Kabupaten Jeneponto, hadir dengan tujuan mempererat tali silaturahmi di antara warga perantauan asal Sulawesi Selatan, khususnya dari Jeneponto. Dalam pertemuan itu, ia menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga persatuan, kebersamaan dan kerukunan di tanah rantau.
“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kita sebagai perantau harus mampu menjaga harmoni, baik dengan sesama saudara dari daerah asal maupun dengan masyarakat setempat. Persatuan dan keharmonisan adalah kunci hidup bermasyarakat,” tutur H. Sewang.
Tidak hanya menyampaikan pesan moral, H. Sewang juga menekankan perlunya menjaga identitas budaya. Namun, ia menekankan bahwa hal itu harus dibarengi dengan semangat beradaptasi dan berkontribusi bagi daerah tempat tinggal. Komitmen ini ia utarakan sebagai bagian dari perannya menjembatani aspirasi warga Turatea di Sulawesi Tenggara.
“Semoga pertemuan ini menjadi awal yang lebih baik di masa mendatang, demi mewujudkan masyarakat yang saling mendukung dan harmonis,” ujarnya.
Acara ditutup dengan secangkir sarabba, minuman khas Sulawesi Selatan yang hangat dan menenangkan.
Saat aroma jahe memenuhi udara, percakapan mengalir dengan penuh nostalgia. Sarabba tidak hanya menghangatkan tubuh tetapi juga menghadirkan simbol persatuan—sederhana, namun mampu memberikan kehangatan luar biasa.
Dalam kebersamaan itu, H. Sewang dan warga KKJT seolah menemukan kembali esensi dari keberadaan mereka sebagai perantau: saling menopang, menjaga, dan menghidupkan kembali rasa kebersamaan, seperti secangkir sarabba yang mengalirkan kehangatan dalam kebersamaan. (red)