Peristiwa

Habis Unyeng-unyeng Istri Kini Hina Penjual Es Teh

161
×

Habis Unyeng-unyeng Istri Kini Hina Penjual Es Teh

Sebarkan artikel ini

PERDETIK, – Partai Gerindra lewat akun Instagram resmi menyatakan apa yang dilakukan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Gus Miftah kepada penjual es di sebuah acara pengajian, tak sesuai ajaran Presiden Prabowo Subianto.

Atas dasar itu Gerindra mendorong Miftah meminta maaf atas ucapannya yang dianggap sebagian kalangan telah menghina seorang penjual es.

“Dengan segala kerendahan hati, mimin minta Gus @gusmiftah untuk minta maaf ke Bapak Penjual Es,” demikian ditulis di akun Gerindra.

“Apa yang Gus lakukan tidak sesuai dengan apa yang Pak @prabowo inginkan dan ajarkan. Terima kasih 🙏”.

Kalimat itu dibarengi dengan video rekaman pidato Presiden Prabowo Subianto.

Dalam video tersebut Prabowo menekankan pentingnya sikap menghormati orang-orang kecil, termasuk para pedagang kaki lima hingga sopir ojek online.

“Saya ingatkan ini. Saya sangat hormat sama pedagang kaki lima, sama tukang ojol, sama tukang bakso. Si pedagang kaki lima tiap hari keluar, dia dorong itu, keringat, fisik, untuk mencari makan untuk anak dan istrinya. Itu yang kita hormati. Mereka mulia, mereka jujur, mereka halal,” kata Prabowo di podium.

Miftah menuai kritik publik setelah terekam video mengolok-olok seorang bapak tua penjual es teh yang berdagang di sebuah pengajian Magelang Bersholawat beberapa waktu lalu.

Dalam video itu, Miftah, yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, berkata kasar kepada pedagang tersebut.

“Es tehmu ijek okeh ora (es tehmu masih banyak nggak)? Masih? Yo kono didol (ya sana dijual), goblok. Dol en ndisik, ngko lak rung payu yo wes, takdir (Jual dulu, nanti kalau masih belum laku, ya sudah, takdir),” kata Gus Miftah kepada pedagang es teh dalam video tersebut.

Sebagian netizen menyebut ucapan Miftah sebagai penghinaan. Kuasa hukum Gus Miftah, Herdiyan Saksono justru menyebut ucapan Miftah itu hanyalah guyonan belaka.

“Bahwa itulah guyonan atau gaya bahasa dalam penyampaian syiar, dalam penyampaian sebuah cerita yang dimaknai dengan pertanda-pertanda, yang menurut Gus itu merupakan intermezzo dan menarik perhatian para khalayak ramai,” kata Herdiyan dalam sebuah video yang dibagikan, Selasa (3/12).  (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!