Hamas dan Israel Perang, IMF: Awan Makin Gelap!

Hamas lalu Israel Perang, IMF: Awan Makin Gelap!

Jakarta – Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau IMF, Kristalina Georgieva, turut mengakses kata-kata menyikapi perang yang digunakan terjadi antara Israel dengan Hamas.

Bacaan Lainnya

Ia merespons permasalahan itu saat ditanya banyak wartawan dalam Press Briefing on The Global Policy Agenda di area dalam sela Annual Meetings IMF-World Bank 2023 Marrakech, Maroko.

Peperangan yang digunakan mana terjadi di area area kawasan Timur Tengah itu seolah seperti awan gelap baru yang dimaksud menyelimuti cakrawala dunia yang mana yang disebut sudah gelap saat ini akibat berbagai permasalahan ekonomi.

“Ini awan baru di area dalam cakrawala yang mana hal tersebut bukan paling cerah untuk sektor kegiatan ekonomi dunia. Awan baru yang dimaksud hal tersebut menggelapkan cakrawala ini tentu cuma sangat tidak ada ada diperlukan,” kata Kristalina, Kamis (12/10/2023).

Ia pun mengajak seluruh pihak untuk menahan diri serta berdoa bersama untuk terciptanya perdamaian dalam sana. Sebab, ia mengatakan, penanggung utama beban kerugian peperangan adalah rakyat sipil.

“Reaksi kami terhadap peperangan itu adalah sangat memilukan melihat warga sipil yang tersebut mana tidaklah bersalah sekarang, serangan dari satu tempat ke tempat lain,” ucap Kristalina.

“Lantas siapa yang digunakan hal itu menanggung biaya kerugiannya, yang mana yang menanggung biaya itu adalah orang-orang yang mana tak bersalah,” tegasnya.

Kristalina lalu mengungkapkan dampak peperangan Israel-Hamas. Layaknya perang yang dimaksud digunakan terjadi antara Rusia juga Ukraina, konflik itu menurutnya sudah pernah dilaksanakan menghasilkan harga-harga komoditas berfluktuasi sangat cepat.

Terutama terhadap nilai jual minyak yang mengalami naik turun secara cepat. Reaksi pada pasar keuangan, pun menurutnya juga terjadi menghasilkan gejolak tersendiri. Ia memastikan, IMF akan terus memantau dampak ekonominya.

“Benar-benar dapat dikatakan bahwa kita sudah diimplementasikan melihat beberapa kenaikan kemudian penurunan, pada tarif minyak. Kita juga melihat beberapa reaksi di dalam tempat pasar,” tutur Kristalina.

Akibat berbagai permasalahan yang mana mana terjadi saat ini, terutama setelah masa Pandemi Covid-19, mulai dari tingginya inflasi, hingga kebijakan suku bunga acuan yang itu akan terus tinggi untuk jangka waktu lama atau higher for longer memproduksi pertumbuhan kegiatan perekonomian akan melambat ke level 3% pada tahun ini kemudian menjadi 2,9% pada tahun depan juga tetap rendah dalam jangka waktu menengah.

“Kita berduka untuk para korban, kita berdoa untuk perdamaian, kita mengalami berbagai guncangan yang hal itu sekarang menjadi normal baru bagi dunia yang digunakan digunakan dilemahkan oleh pertumbuhan yang tersebut hal tersebut lemah serta juga fragmentasi ekonomi,” tegas Kristalina.


Sumber:CNBCIndonesia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *