JAKARTA – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) bersama Shanghai Metals Market (SMM) resmi merilis Indonesia Nickel Price Index (INPI) pada Senin (10/02/2025).
Dalam laporan terbaru, harga bijih nikel dengan kadar 1,2% berada dalam rentang US$20,5–US$24 per dmt, dengan rata-rata US$22,25. Sementara itu, bijih nikel berkadar 1,6% tercatat di kisaran US$44–US$45 per dmt, dengan rata-rata US$44,5. Kedua kadar ini menunjukkan pergerakan harga yang relatif stabil.
Pada rilis sebelumnya, 3 Februari 2025, harga bijih nikel 1,2% berkisar US$20,5–US$23,8 per dmt, dengan rata-rata US$22,15, sedangkan bijih nikel 1,6% berada dalam rentang US$43,4–US$44,8 per dmt, dengan rata-rata US$44,1.
Untuk nickel pig iron (NPI), harga terbaru tercatat US$113 per dmt, mengalami sedikit kenaikan dari US$112,5 per dmt pada rilis sebelumnya.
Sementara itu, high grade nickel matte (HGNM) mengalami sedikit penurunan menjadi US$12.554 per dmt, dibandingkan sebelumnya yang berada di angka US$12.672 per dmt.
Produk mixed hydroxide precipitate (MHP) mengalami penurunan lebih signifikan, turun US$69 menjadi US$12.017 per dmt. Namun, dalam laporan terbaru, harga MHP sedikit naik ke US$12.023 per dmt dari sebelumnya US$12.017 per dmt.
