<
Metropolis

Harga Sembako di Kendari Menjelang Ramadan, Kapolda Sultra Irjen Pol Dwi Irianto Turun Langsung ke Pasar

503
×

Harga Sembako di Kendari Menjelang Ramadan, Kapolda Sultra Irjen Pol Dwi Irianto Turun Langsung ke Pasar

Sebarkan artikel ini
Kapolda Sultra Pantau Harga Sembako di Kendari

Kendari, – Menjelang bulan suci Ramadan 1446 Hijriah, harga kebutuhan pokok menjadi sorotan utama di berbagai daerah, termasuk Kota Kendari. Untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan barang, Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra), Irjen Pol Dwi Irianto, turun langsung ke pasar didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Asrun Lio, dan sejumlah pejabat terkait pada Selasa (25/2) pagi.

Di sela-sela kunjungannya, Kapolda turut didampingi Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sultra, Kombes Pol Bambang Widjanarko, serta Satuan Tugas (Satgas) Pangan Sultra. Mereka mengecek langsung harga eceran yang diterapkan para pedagang.

Dari hasil pantauan, Kapolda menyatakan bahwa harga sembako secara umum masih dalam batas wajar, meski ada beberapa komoditas yang mulai menunjukkan kenaikan harga. “Secara keseluruhan, harga masih stabil. Memang ada beberapa pedagang yang menaikkan harga, tetapi kami akan pantau sejauh mana kenaikan tersebut dan apa penyebabnya,” ungkap Kapolda.

Selain harga, pengecekan ini juga bertujuan memastikan ketersediaan bahan pokok jelang Ramadan dan Idulfitri. “Wakil Wali Kota Kendari telah memastikan bahwa stok beras di Bulog masih cukup,” tambahnya.

Kapolda pun menegaskan pihaknya akan menindak tegas segala bentuk penimbunan bahan pokok. “Perintah Presiden jelas, tidak boleh ada penimbunan yang menyulitkan masyarakat,” katanya.

Dalam dialog dengan Kapolda, sejumlah pedagang mengeluhkan stok beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang sudah habis. Selain itu, mereka juga mengeluhkan kenaikan harga beberapa komoditas, seperti cabai yang naik selama sepekan terakhir, bawang putih, serta minyak goreng yang kini mencapai Rp17.000 dari sebelumnya Rp15.000 per liter.

“Harga Minyak Kita juga Rp17.000,” kata seorang pedagang. Sementara itu, harga telur ayam sudah menyentuh Rp55.000 per rak, dengan pasokan berasal dari Sidrap. Para pedagang juga menyebut harga ayam di pasar bergantung pada harga yang ditetapkan oleh perusahaan pemasok, seperti Ciomas.

“Menjelang puasa dan Lebaran, harga-harga memang naik,” ujar seorang pedagang lainnya. Mereka juga menyoroti praktik distribusi, di mana beberapa barang dibawa langsung ke pasar oleh mobil pemasok, tanpa melalui distributor resmi. “Gula dari Bulog juga masih kosong, belum masuk,” tambah pedagang lain. Meski begitu, ada kabar baik—harga tomat justru mengalami penurunan, dan pasokan barang secara umum masih lancar.

Sekda Sultra, Asrun Lio, menjelaskan bahwa meskipun harga-harga masih dalam kategori wajar, pihaknya akan menelusuri rantai distribusi hingga ke tingkat distributor untuk memastikan tidak ada permainan harga. “Sejumlah pedagang di pasar mengambil barang dari pengepul, bukan langsung dari distributor. Hal ini berpotensi menyebabkan ketidakstabilan harga,” ungkap Asrun.

Sebagai langkah pengawasan, Satgas Pangan akan turun langsung ke distributor guna memastikan tidak ada lonjakan harga yang tidak wajar. “Ada mekanisme pasar yang harus dipantau secara berkala agar pedagang tidak menaikkan harga seenaknya. Pemerintah telah menetapkan batasan harga, sehingga kita bisa mengontrol pasokan dan melakukan intervensi jika diperlukan,” tambah Asrun.

Setelah melakukan pengecekan di pasar, Satgas Pangan berencana melanjutkan pemantauan ke pangkalan dan distributor guna memastikan ketersediaan stok dan menghindari spekulasi harga yang dapat merugikan masyarakat. (red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *