Daerah

Inflasi Sultra Terkendali, Gubernur Apresiasi Kinerja TPID

272
×

Inflasi Sultra Terkendali, Gubernur Apresiasi Kinerja TPID

Sebarkan artikel ini

KENDARI, – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatatkan tingkat inflasi bulanan yang terkendali pada November 2024. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra, inflasi bulanan mencapai 0,29%, sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,30%. Hal ini menunjukkan kemampuan Sultra dalam menjaga kestabilan harga di tengah dinamika pasar.

Dari kelompok pengeluaran, makanan, minuman, dan tembakau menjadi sektor yang mengalami deflasi terbesar, yakni sebesar 0,83% dengan andil deflasi mencapai 0,27%. Namun, sejumlah komoditas memberikan andil inflasi, seperti tomat yang berkontribusi sebesar 0,11%, ikan layang (0,07%), dan bawang merah (0,06%). Sebaliknya, komoditas seperti beras (andil deflasi 0,05%), ikan kembung (0,03%), serta ikan bandeng dan telur ayam ras (masing-masing 0,02%) menjadi penekan laju inflasi.

Secara tahunan (Year on Year), inflasi Sultra tercatat sebesar 1,05%, lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi nasional sebesar 1,55%. Peringkat inflasi tahunan Sultra menempatkan provinsi ini pada posisi ke-9 dari 38 provinsi di Indonesia. Inflasi tertinggi tercatat di Papua Tengah dengan angka 4,35%, sementara Kepulauan Bangka Belitung mencatatkan inflasi terendah, yakni 0,22%.

Beberapa komoditas turut berkontribusi terhadap inflasi tahunan di Sultra, seperti sigaret kretek mesin (andil 0,33%), emas perhiasan (0,31%), dan ikan cakalang (0,09%). Sebaliknya, angkutan udara (andil deflasi 0,15%), cabai rawit (0,11%), dan beras (0,09%) menjadi penekan utama inflasi tahunan.

Di tingkat kabupaten/kota, variasi inflasi juga terlihat. Inflasi terendah tercatat di Kabupaten Konawe sebesar 0,20%, sementara Kabupaten Kolaka menjadi yang tertinggi dengan inflasi mencapai 2,09%.

Apresiasi dan Komitmen Gubernur
Penjabat Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto, memberikan apresiasi terhadap capaian pengendalian inflasi ini. “Angka inflasi yang terkendali ini merupakan hasil kerja keras dari seluruh pihak, terutama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan stakeholder terkait. Kami akan terus memantau dinamika pasar dengan lebih intensif dan memperkuat langkah-langkah inovatif untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan komoditas,” jelas Andap.

Ia menegaskan, kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku pasar, dan masyarakat sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi. “Kami akan terus memperkuat koordinasi, memanfaatkan berbagai instrumen kebijakan, dan melakukan intervensi pasar yang diperlukan untuk memastikan kestabilan harga dan ketersediaan barang,” tuturnya.

Dengan inflasi yang terkendali, Sultra membuktikan kestabilan harga yang mendukung perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!