TEHERAN, – Tensi geopolitik di Timur Tengah mencapai titik didih baru setelah Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menyatakan secara terang-terangan kesiapan mereka untuk melancarkan serangan balasan mematikan terhadap Israel. Dalam pernyataan yang menggetarkan, Jenderal Abbas Nilforushan menegaskan bahwa Teheran tak akan tinggal diam dan siap menghantam balik Negeri Zionis dengan kekuatan penuh.
Wakil Pemimpin Tertinggi IRGC, Ali Fadavi, memperkuat ancaman tersebut. “Rinciannya belum bisa didiskusikan, tetapi serangan balasan ke Israel pasti akan dilaksanakan,” ujarnya dalam wawancara eksklusif yang diangkat oleh kantor berita ISNA. Operasi yang dijuluki “Janji Jujur 3” ini diisukan akan menjadi aksi yang lebih dahsyat dibandingkan langkah-langkah sebelumnya, menggemakan bayang-bayang konfrontasi besar di kawasan tersebut.
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengobarkan semangat perlawanan dengan retorika tajam. “Para musuh, baik AS maupun rezim Zionis, harus tahu bahwa mereka pasti akan menerima respons yang sangat keras atas apa yang mereka lakukan terhadap Iran, bangsa Iran, dan front perlawanan,” ujar Khamenei di hadapan ribuan mahasiswa di Teheran. Pidato ini bukan sekadar ancaman kosong; ia menggambarkan upaya Iran untuk meningkatkan kekuatan militernya dan mengasah strategi politik guna melindungi kepentingan nasional.
Serangan Israel pada 26 Oktober lalu yang menghantam pangkalan militer Iran di Teheran, Khuzestan, dan Ilam dianggap sebagai pemantik ledakan situasi ini. Meski Iran mengklaim bahwa serangan tersebut tidak menyebabkan kerusakan parah, keputusan untuk membalas jelas telah diambil. “Musuh harus belajar bahwa mereka tidak dapat melakukan kejahatan apa pun. Mereka pasti akan menerima tanggapan yang menghancurkan atas kejahatan mereka,” kata juru bicara Garda Revolusi, Ali Mohammad Naini, dengan nada yang mengindikasikan ketegasan.
Situasi ini semakin mengguncang panggung internasional, memicu kecemasan tentang eskalasi perang terbuka antara kedua pihak. “Operasi Janji Jujur 3” diperkirakan akan menjadi babak baru dalam pertempuran yang membawa risiko tinggi, menempatkan seluruh wilayah Timur Tengah dalam posisi genting. Israel dan sekutunya, termasuk Amerika Serikat, kini dihadapkan pada tanda tanya besar: Seberapa besar Iran akan menggerakkan kekuatan penuh mereka dalam upaya balas dendam ini?
Dengan persiapan matang dan peringatan keras yang telah ditebarkan, dunia menanti dengan napas tertahan. Apakah ancaman ini akan menjadi perang besar yang mengubah peta kekuatan di kawasan tersebut, atau justru membuka pintu menuju perdamaian yang semakin sulit diraih?. (red)