Metropolis

Jalan, Gizi, dan Harapan Warga Amohalo dalam Reses Perdana Harmawati Kadir

1364
×

Jalan, Gizi, dan Harapan Warga Amohalo dalam Reses Perdana Harmawati Kadir

Sebarkan artikel ini

Kendari, – Di tengah hamparan sawah yang  jauh dari hiruk-pikuk kota, suara aspirasi warga Kampung Amohalo mengalir deras. Reses perdana Anggota Komisi IV DPRD Sulawesi Tenggara, Apt. Dra. Hj. Harmawati Kadir, M.Kes, di Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Jumat (31/1/2025), menjadi panggung bagi masyarakat menyuarakan kebutuhan mereka.

Dari pengaspalan jalan hingga penanganan gizi buruk, semua menjadi perhatian dalam diskusi yang berlangsung hangat itu.

Salah satu tuntutan utama warga adalah pengaspalan jalan sepanjang 3 kilometer yang masih berupa jalan pengerasan.

Jalan ini menjadi akses utama warga menuju lahan pertanian sekaligus jalur distribusi hasil panen mereka. Lurah Baruga, Burhanuddin, menyoroti kondisi jalan yang berlubang, menyebabkan waktu tempuh yang seharusnya hanya lima menit menjadi tiga puluh menit.

“Kami sangat berharap program pengaspalan ini bisa dikomunikasikan lebih lanjut antara eksekutif dan legislatif agar mendapat perhatian serius,” ujar Burhanuddin.

Pembangunan jalan sepanjang 800 meter sebelumnya telah dilakukan di masa kepemimpinan Pj Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu. Namun, masih banyak ruas jalan yang perlu diperbaiki agar aktivitas warga tidak terhambat.

Selain infrastruktur, isu kesehatan, khususnya stunting, juga menjadi sorotan. Harmawati yang juga Dewan Pakar Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Sultra, menekankan pentingnya gizi yang baik bagi generasi mendatang.

Ia mengingatkan bahwa Sulawesi Tenggara masih bergulat dengan angka stunting yang berkisar 27 persen menurut data nasional.

“Tanah kita subur, tanam apa saja bisa hidup. Air melimpah, laut kaya ikan. Dengan sumber daya yang ada, seharusnya angka stunting kita bisa ditekan,” ujarnya dalam dialog dengan warga.

Sebagai Ketua BPW Ikatan Wanita Sulawesi Selatan Provinsi Sultra, Harmawati mengajak warga untuk memahami bahwa perbaikan gizi harus dimulai sejak dini, bahkan sejak seorang perempuan masih gadis. Menurutnya, gizi yang baik adalah investasi masa depan.

“Kalau kita ingin generasi yang lebih maju, kita harus mulai dari gizinya. Perbaikan gizi itu tidak hanya saat hamil, tapi sejak remaja. Asupan gizi yang baik sejak dini akan berdampak pada kesehatan kehamilan dan tumbuh kembang anak nantinya,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Kelompok Tani (Kapoktan) Kampung Amohalo, Arif, juga menyampaikan harapan warga terkait pertanian. Ia menekankan perlunya normalisasi kali dengan pembangunan tanggul untuk mengantisipasi banjir yang dapat merusak lahan pertanian.

“Kami juga mengusulkan agar sumur bor yang akan dibangun tidak berada dalam pagar rumah warga, agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas,” kata Arif.

Selain itu, penerangan jalan juga menjadi kebutuhan mendesak bagi warga. Minimnya lampu jalan membuat aktivitas warga pada malam hari menjadi terbatas dan meningkatkan risiko kecelakaan.

Menanggapi berbagai aspirasi ini, Harmawati berjanji akan memperjuangkan dana aspirasi untuk pembangunan beberapa titik sumur bor di Kampung Amohalo. Ia menegaskan bahwa ketersediaan air bersih akan menjadi faktor penting dalam mendukung sektor pertanian dan kesejahteraan warga.

“Kami akan berupaya semaksimal mungkin memperjuangkan aspirasi masyarakat, termasuk penyediaan sumur bor untuk mendukung pertanian di daerah ini,” ujarnya.

Reses perdana ini tidak sekadar menjadi wadah komunikasi antara rakyat dan wakilnya, tetapi juga menjadi momentum bagi warga Amohalo untuk berharap lebih besar pada perubahan nyata. Infrastruktur yang baik dan gizi yang terjaga menjadi dua kunci utama yang mereka yakini dapat membawa perubahan bagi generasi mendatang. (red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!