KENDARI – Proyek ambisius Jalan Kembar Kali Kadia, yang digadang-gadang menjadi ikon baru Kota Kendari, kini justru menjadi sorotan.
Dibangun sejak 2021 pada masa Wali Kota Sulkarnain Kadir dan diresmikan oleh Penjabat Wali Kota Muhammad Yusup pada 2024, jalan sepanjang 4,1 kilometer ini mulai kehilangan pesonanya akibat kurangnya pemeliharaan.
Menghubungkan tiga ruas utama – Jalan Kali Kadia, Jalan Z.A. Sugiarto, hingga Jalan H.E.A. Mokodompit – proyek ini menelan anggaran Rp 204 miliar dari pinjaman PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Dengan badan jalan selebar 30 meter, terdiri dari dua jalur masing-masing 7 meter, serta dilengkapi empat jembatan dengan bentang 90 meter, Jalan Kembar Kali Kadia sempat menjadi kebanggaan warga Kendari. Namun, dalam hitungan bulan setelah peresmian, kondisinya berubah drastis.
Rumput liar setinggi pinggang tumbuh subur di sepanjang bahu jalan dan median. Pemandangan ini tidak hanya mengurangi estetika, tetapi juga memunculkan risiko keselamatan. Minimnya lampu jalan semakin memperburuk situasi, terutama pada malam hari.
“Kalau malam, pandangan kami terganggu oleh rumput yang menutupi sebagian median jalan,” kata Irfan, seorang pengemudi ojek daring, Rabu (15/1). “Apalagi, belum ada lampu jalan. Jadi, semakin gelap dan rawan kecelakaan.”
Ironi proyek ini semakin terasa jika melihat visi awalnya. Pemerintah Kota Kendari, pada masa Wali Kota Sulkarnain Kadir, menjanjikan kawasan ini sebagai ruang ekonomi kreatif.
Sebanyak 12 titik telah dirancang untuk menjadi pusat UMKM di sepanjang jalan. Namun, hingga kini, banyak dari titik tersebut yang masih kosong dan belum dimanfaatkan optimal.
“Kami ingin memastikan jalan ini tidak hanya menjadi jalur transportasi, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi langsung kepada masyarakat melalui pengembangan UMKM,” ujar Sulkarnain Kadir pada Oktober 2021.
Namun, kenyataan di lapangan berbicara lain. Hingga Januari 2025, kawasan yang seharusnya hidup dengan aktivitas ekonomi justru tampak lengang dan kurang terawat.
Kondisi ini memantik pertanyaan soal keberlanjutan proyek infrastruktur megah yang gagal dirawat. “Jalan ini adalah aset besar bagi Kendari, tapi kalau dibiarkan begini, manfaatnya tidak akan terasa,” ujar Rustam, pengamat tata kota di Kendari.
Hingga berita ini diterbitkan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Kendari belum memberikan tanggapan atas situasi tersebut. Sementara itu, masyarakat berharap pemerintah segera turun tangan untuk memulihkan fungsi dan estetika Jalan Kembar Kali Kadia, sesuai dengan gagasan besar yang pernah dijanjikan. (red)