Jakarta – Seorang mahasiswa Charles University pada tempat Praha menembak lalu membunuh 14 orang serta melukai 25 lainnya, pada Kamis (21/12/2023), sebelum ditemukan tewas. Ini merupakan penembakan massal terburuk dalam sejarah modern Republik Ceko.
Kepala polisi kota, Martin Vondrasek, mengatakan bahwa jumlah keseluruhan agregat korban tewas mungkin akan bertambah, serta juga menambahkan bahwa penembakan yang digunakan disebut merupakan “serangan kekerasan yang tersebut direncanakan,” yang tersebut mana tampaknya terinspirasi oleh pembantaian serupa dalam luar negeri.
Menteri Dalam Negeri Ceko, Vít Rakusan, mengatakan tidaklah ada indikasi pembunuhan yang hal tersebut terjadi dalam tempat gedung fakultas seni universitas yang mana “ada kaitannya dengan terorisme internasional.”
Sebelumnya ayah sang penembak ditemukan tewas. Vondrasek mengatakan jenazah ayah siswa hal yang disebut ditemukan dalam rumahnya pada kota Hostoun, sebelah barat Praha, pada pukul 12.40 siang.
Polisi mengatakan tak lama setelah pukul 15.00 waktu setempat, merek merespons penembakan pada tempat Jan Palach Square, dekat lokasi wisata seperti Jembatan Charles abad ke-14 dalam pusat kota Praha. Kurang dari satu jam kemudian, dia mengatakan pada X bahwa penembak sudah dijalani “dihilangkan” juga juga seluruh bangunan sedang dievakuasi.
Guru kemudian siswa diinstruksikan melalui email untuk berlindung saat tindakan polisi sedang berlangsung. “Tetap dalam dalam sini, jangan kemana-mana. Jika Anda berada di area dalam kantor, kunci juga letakkan furnitur dalam depan pintu, matikan lampu,” isi email tersebut.
Beberapa mahasiswa memasang gambar pintu-pintu di tempat area dalam universitas yang mana mana dibarikade tertutup.
“Saat ini terjebak di dalam dalam dalam kelas saya di area area Praha. Penembak sudah mati, tapi kami menunggu untuk dievakuasi. Berdoa agar sanggup jadi keluar hidup-hidup,” tulis salah satunya, Jakob Weizman, sebagaimana dikutip The Guardian.
Yang lain memanjat ke tepian sempit dalam upaya putus asa untuk melarikan diri dari penembak.
Polisi menetapkan bahwa mahasiswa tersebut, yang digunakan mana tak ada disebutkan namanya, seharusnya menghadiri kuliah pada universitas yang digunakan pada pukul 14.00.
Penggeledahan dalam gedung utama fakultas seni diperintahkan segera, kata kepala polisi, tetapi tersangka – yang dimaksud merupakan pemilik sah beberapa senjata – pergi ke gedung lain, dalam mana dia melepaskan tembakan. Laporan pertama mengenai penembakan diterima pada pukul 14.59 serta tim Swat tiba pada tempat lokasi 12 menit kemudian.
Pada pukul 15.20, kata Vondrasek, ia mendapat informasi bahwa jenazah penembak tergeletak pada langkan gedung. Dia mengatakan tersangka menderita “luka parah,” namun tiada jelas apakah dia bunuh diri atau tewas akibat tembakan polisi.
Petr Nedoma, direktur Galeri Rudolfinum pada seberang lokasi kejadian, mengatakan kepada Czech TV bahwa dia sudah pernah dijalani melihat penembaknya. “Saya melihat individu pemuda dalam galeri yang tersebut yang disebut membawa senjata di area area tangannya, seperti senjata otomatis,” katanya.
“Dia menembak ke arah Jembatan Mánes, berulang kali. Lalu saya lihat saat dia menembak, dia mengangkat tangannya juga melemparkan senjatanya ke jalan, tergeletak pada area sana di area tempat penyeberangan pejalan kaki,” kata Nedoma.
Saksi lain mengatakan kepada situs berita lokal iDnes.cz bahwa dia termasuk pada tempat antara merek yang digunakan yang disebut dievakuasi dari gedung tersebut. “Sangat menakutkan, banyak polisi dalam meneriaki kami dengan senapan mesin ringan, menyuruh kami lari keluar,” katanya.
Presiden Ceko, Petr Pavel, mengaku sangat terkejut dengan kejadian pada universitas tersebut. “Saya ingin menyampaikan penyesalan mendalam kemudian belasungkawa yang mana dimaksud tulus kepada keluarga juga juga kerabat korban penembakan,” ujarnya.
Perdana Menteri, Petr Fiala, membatalkan perjalanan ke bagian timur negara itu lantaran “peristiwa tragis di tempat dalam Fakultas Filsafat” serta kembali ke Praha, sementara Svoboda mengatakan dia “sangat terkejut.”
Eropa Berduka
Para pemimpin Eropa menyampaikan belasungkawa. “Terkejut dengan kekerasan yang tersebut dimaksud tiada masuk akal dalam penembakan yang dimaksud mana merenggut beberapa nyawa hari ini di tempat tempat Praha,” kata Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dalam X. “Kami berdiri juga berduka bersama Anda.”
Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, mengatakan bahwa ia turut berduka cita “untuk para korban juga juga orang-orang yang merekan cintai”, sementara Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orbán, mengatakan ia “sangat terkejut dengan penembakan keji pada Universitas Charles”.
Polisi menangguhkan Jan Palach Square dan juga juga area yang mana yang disebut berdekatan dengan gedung universitas, yang terletak pada tempat bagian kota sibuk yang dimaksud dilintasi jalan yang digunakan mengarah ke Old Town Square.
Layanan darurat mengatakan “sejumlah besar unit ambulans” sudah pernah dikerahkan pada fakultas, dan juga juga korban luka berkisar dari ringan hingga “sangat serius”. Para pejabat mengatakan bukan ada orang lain yang mana dimaksud diduga terlibat dalam penembakan itu.
Media Ceko melaporkan bahwa ledakan terdengar sebelum individu pria bersenjata pada atap gedung universitas melepaskan tembakan. Beberapa outlet menerbitkan foto manusia pria bersenjata berpakaian gelap di area area atap gedung.
Polisi memohon orang-orang dalam dalam daerah hal itu “untuk tiada tinggal pada sekitar lokasi, juga bukan meninggalkan rumah mereka” akibat insiden terus berlanjut.
Kejahatan senjata relatif jarang terjadi di area dalam Republik Ceko. Pada Desember 2019, orang pria bersenjata berusia 42 tahun membunuh enam orang di area tempat ruang tunggu rumah sakit dalam kota timur Ostrava, sementara pada 2015 seseorang pria berusia 63 tahun menembak mati tujuh pria kemudian seseorang wanita pada tempat kota tenggara Ostrava, Uhersky.
Sumber: CNBC Indonesia