Jakarta — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Dr. Abdul Mu’ti M.Ed., menyatakan dukungannya terhadap upaya Jasa Raharja dan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan keselamatan berlalu lintas.
Salah satu inisiatif penting yang disambut baik oleh Abdul Mu’ti adalah penyusunan kurikulum pendidikan lalu lintas sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional.
“Keselamatan berlalu lintas harus menjadi budaya yang ditanamkan sejak dini. Ini langkah strategis yang perlu kita dukung bersama demi masa depan yang lebih baik,” ujar Abdul Mu’ti dalam sebuah pernyataan, Jumat (11/1).
Langkah ini sejalan dengan komitmen Jasa Raharja untuk menurunkan angka kecelakaan lalu lintas yang hingga kini masih menjadi tantangan besar di Indonesia.
Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan A. Purwantono, mengungkapkan bahwa setiap tahun ribuan nyawa melayang akibat kecelakaan di jalan, sementara korban luka-luka kerap menghadapi dampak ekonomi yang berat.
“Kita bisa belajar dari Jepang, yang pada 1970-an menghadapi angka kecelakaan tinggi, namun berhasil menurunkannya melalui pendidikan efektif dan budaya keselamatan yang kuat. Hal ini juga yang ingin kita bangun di Indonesia,” tutur Rivan.
Menurut Rivan, pendidikan keselamatan berlalu lintas harus dimulai dari bangku sekolah dasar.
Anak-anak perlu memahami pentingnya keselamatan di jalan, sehingga mereka kelak menjadi pengendara yang bertanggung jawab.
Langkah ini diwujudkan melalui integrasi pendidikan lalu lintas dalam kurikulum sekolah mulai tingkat dasar hingga menengah atas.
“Pada usia ke-64 Jasa Raharja, kami ingin memberikan kontribusi nyata dengan membangun generasi sadar keselamatan berlalu lintas. Ini menjadi bagian dari langkah preventif dan preemptif kami untuk mengubah perilaku masyarakat,” tambah Rivan.
Dalam upaya mempercepat pelayanan sekaligus meningkatkan efektivitas, Jasa Raharja telah mengadopsi transformasi digital dan terintegrasi dengan 508 Polres serta 1.062 Polsek di seluruh Indonesia.
“Transformasi ini memungkinkan kami memetakan demografi korban kecelakaan dan menemukan fakta bahwa 68,2 persen kecelakaan disebabkan oleh pelanggaran lalu lintas, dengan korban didominasi usia produktif,” jelas Rivan.
Visi Jasa Raharja hingga 2029 adalah memperkuat kolaborasi dan inovasi untuk menciptakan jalan yang lebih aman bagi seluruh masyarakat.
Langkah strategis ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam menurunkan angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia.
Dengan langkah konkret seperti ini, Jasa Raharja, Korlantas Polri, dan pemerintah optimistis dapat menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap keselamatan berlalu lintas. (Red)