KENDARI, – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara menggelar acara Bincang Jasa Keuangan (Bijak) dan Media Gathering di Padi-Padi Resto, Kendari, Rabu (11/12/2024).
Kegiatan ini menghadirkan Kepala OJK Sulawesi Tenggara, Bismi Maulana Nugraha, dan Panit I Unit 1 Tipidsiber Ditreskrimsus Polda Sultra, Muhammad Syarif CH, SH., MH., untuk membahas edukasi keuangan, literasi, inklusi, serta perkembangan terkini di sektor jasa keuangan.
Dalam pemaparannya, Bismi menyoroti kinerja industri jasa keuangan di Sulawesi Tenggara yang menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Bismi mengungkapkan bahwa ekonomi Sulawesi Tenggara berhasil menduduki peringkat keempat secara nasional pada 2024.
“Ekonomi Sultra menggeliat karena adanya peran dana pihak ketiga dalam pembiayaan. Kami terus mendorong peningkatan dana pihak ketiga di perbankan agar pertumbuhan ekonomi semakin optimal,” ungkapnya.
Namun, Bismi juga mencatat adanya penurunan kredit pada periode Desember 2023 hingga Oktober 2024, yang disebabkan oleh penarikan dana secara signifikan. Kendati demikian, Dia optimistis akan terjadi peningkatan pada akhir 2024.
Bismi menjelaskan, sebagian besar penyaluran kredit di Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh kredit konsumtif, khususnya oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan kredit kepemilikan rumah.
“Kami terus mendorong agar kredit produktif dapat lebih berkembang untuk menunjang pembangunan ekonomi daerah,” tambahnya.
Dari segi wilayah, Kota Kendari, Kolaka, dan Baubau menjadi daerah dengan penyaluran kredit terbesar, sementara tingkat kredit bermasalah (NPL) terpantau tinggi di Kabupaten Muna, Kota Kendari, dan Baubau.
Industri Perbankan Syariah dan Pasar Modal
Pertumbuhan industri perbankan syariah di Sulawesi Tenggara juga menunjukkan tren positif.
Bismi berharap, perkembangan ini dapat terus berlanjut hingga mampu bersaing secara seimbang dengan perbankan konvensional.
Sementara itu, di sektor pasar modal, produk reksa dana menjadi yang paling dominan, diikuti oleh saham. “Ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat dalam berinvestasi,” ujarnya.
Di bidang teknologi keuangan (fintech), Sulawesi Tenggara mencatat total pembiayaan sebesar Rp 522 miliar, menjadikannya salah satu wilayah dengan kontribusi signifikan secara nasional.
Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum bagi OJK Sultra untuk mempererat hubungan dengan insan media dan terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya literasi dan inklusi keuangan.
“Harapan kami, dengan sinergi yang baik antara masyarakat, pemerintah, dan industri jasa keuangan, ekonomi Sulawesi Tenggara dapat tumbuh lebih inklusif dan berkelanjutan,” harap Bismi. (Red)