Kriminal

Ketatkah Lapas Kendari? Rahman Sandi Kendalikan Sabu dari Balik Penjara

740
×

Ketatkah Lapas Kendari? Rahman Sandi Kendalikan Sabu dari Balik Penjara

Sebarkan artikel ini

Kendari – Rahman Sandi alias Nepo, seorang narapidana yang tengah menjalani hukuman di Lapas Kendari, kini menjadi sorotan publik.

Pria yang sebelumnya dihukum atas kasus peredaran narkoba ini diduga tetap aktif mengendalikan jaringan narkoba dari balik jeruji besi.

Namanya muncul setelah Arman Irsan (29), keponakannya, ditangkap oleh Satuan Reserse Narkoba Polresta Kendari dalam penggerebekan di BTN Tunggala, Rabu (25/01/2025).

Dalam pengakuannya, Arman menyebut bahwa barang haram yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) berasal dari pamannya, Nepo.

Sebagai narapidana, Nepo memiliki peran sentral dalam jaringan ini, mengatur distribusi sabu kepada Arman dan kemungkinan pelaku lainnya di luar lapas.

“Kami menemukan bukti kuat bahwa Rahman Sandi alias Nepo tidak hanya menjadi pemasok, tetapi juga otak dari jaringan ini. Ia memanfaatkan keponakannya untuk mendistribusikan sabu di wilayah Kendari,” ungkap IPDA Ariel Mogens Ginting, Kanit 1 Sat Narkoba Polresta Kendari, saat memberikan keterangan tertulisnya kepada awak media Perdetik.id.

Fenomena napi yang tetap aktif mengendalikan peredaran narkoba bukan hal baru, namun kasus ini semakin menegaskan lemahnya pengawasan di dalam lapas.

Nepo diduga menggunakan alat komunikasi ilegal untuk mengatur distribusi sabu.

Selain itu, keterlibatan keluarga dalam jaringan ini juga menunjukkan pola rekrutmen yang cenderung mengandalkan hubungan dekat untuk menekan risiko pengkhianatan.

Kasus ini kembali mengundang pertanyaan besar terkait pengawasan di Lapas Kendari.

Bagaimana seorang narapidana yang sudah dijerat hukum masih bisa beroperasi bebas?

Pengungkapan ini menambah daftar panjang kasus serupa di Indonesia, di mana lapas menjadi tempat nyaman bagi para pelaku untuk terus menjalankan aksi kriminal mereka.

Polresta Kendari kini berfokus pada pengembangan kasus, termasuk menelusuri pihak-pihak yang terlibat dalam jaringan Nepo.

Sementara itu, Arman Irsan dan tiga rekannya masih menjalani pemeriksaan intensif untuk menentukan sejauh mana keterlibatan mereka. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!