SULTRA PERDETIK, – Di balik riuh Kota Kendari, tersembunyi sebuah cerita yang mengaduk-aduk perasaan.
Kisah seorang kakek bernama Hasan menjadi pemandangan yang meruntuhkan ekspektasi tentang indahnya usia senja.
Jika pada umumnya senja adalah waktu untuk merengkuh kedamaian keluarga, bagi Hasan, senja datang dalam bentuk kesendirian yang menusuk.
Lahir di kota Kendari pada tahun 1956, Hasan telah menjalani kehidupan yang penuh warna dan rona.
Namun, seiring berjalannya waktu, takdir memintanya untuk merasakan kehampaan di tengah-tengah umur senjanya.
Di rumah yang terletak di Kelurahan Labibiya, sebuah tempat terpencil yang jauh dari jangkauan tetangga, Hasan menjalani hari-harinya seorang diri.
Bayang-bayang kesendirian terpampang jelas di dalam dinding rumahnya yang rapuh.
Setiap hari, langkah Hasan membawanya berkelana dari satu pekerjaan sementara ke pekerjaan lainnya.
Dia tak pernah memilih pekerjaan, karena bagi Hasan, setiap pekerjaan adalah cara untuk bertahan hidup. Di pasar, ia membantu menjaga kebersihan.
Di lingkungan sekitarnya, ia membersihkan rumah-rumah penduduk dengan sukarela. Dan saat hari Jumat tiba, Hasan mengenakan seragam tukang parkir di masjid al-kautsar, tempat ia berharap dapat merasakan sentuhan spiritual dalam rutinitasnya.
Namun, rumah Hasan memberi gambaran yang berbeda. Bangunan reyot yang ia tempati serasa menjadi cerminan kondisi kehidupannya.
Dinginnya malam kerap menjalar melalui celah-celah kayu yang menjadikan dinding rumahnya.
Beberapa sudut rumah telah rusak, tak lagi mampu memberi kenyamanan yang pantas bagi seorang kakek yang telah melalui perjalanan panjang.
Namun, di balik kesedihan dan keterbatasan itu, muncul sinar harapan.
Sumirta dan Wawan Setiawan, Alumni alumni sekolah teknik menengah di Kendari, bersama dengan Forum Komunikasi Alumni (FKA) STM Kendari, dan anggota Komunitas Jumat Berkah Kendari (KJBK) menggenggam peluang untuk mengubah nasib Hasan.
Mereka berkomitmen untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat dan menghidupkan kembali harapan di dalam hati kakek yang sendiri itu.
Gerakan “Komunitas Jum’at Berkah Kendari” yang di Ketua H. Asri adalah bentuk konkrit dari niat mulia ini. Bersama FKA STM Kendari, mereka mengajak seluruh alumni serta siapa saja yang memiliki kelebihan rezeki untuk bergabung dalam aksi sosial ini.
Mereka ingin membangun kembali rumah Hasan, memberinya tempat layak untuk berteduh dan beristirahat.
Diperlukan dana sebesar Rp 12.500.000 untuk merealisasikan proyek ini. Angka itu bukan hanya sekadar nominal, melainkan sebuah investasi kebaikan yang akan memberikan dampak jauh lebih besar bagi Hasan.
KJBK tak hanya berhenti pada rencana, tetapi mereka membentuk tim khusus yang akan mengawal setiap langkah dari perencanaan hingga pelaksanaan bedah rumah ini.
Mereka berkoordinasi dengan pihak terkait, menjalin sinergi dengan lurah, RW, RT, Babinkamtibmas, Babinsa dan berbagai lembaga sosial guna memastikan tujuan mulia ini tercapai.
Dalam semangat gotong royong bersama warga, mereka juga mengajak seluruh anggota KJBK serta masyarakat luas untuk berkontribusi.
Tak hanya donasi materi, dukungan moril dan semangat bersama juga menjadi elemen penting dalam menjalankan proyek ini.
Tim “Bedah Rumah KJBK” akan menjalin komunikasi yang erat dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan segala persiapan berjalan dengan lancar.
Dan meski tanggal 2 September 2023 menjadi target pelaksanaan, kerja keras ini tak terbatas oleh waktu.
Melalui rekening Bendahara KJBK, bantuan yang diberikan diharapkan akan menjelma menjadi ladang amal yang tak hanya memberi manfaat bagi Hasan, tetapi juga bagi semua yang terlibat dalam gerakan ini.
Kisah Hasan yang penuh harap ini mengajarkan bahwa dalam setiap sudut kehidupan, selalu ada peluang untuk memberi arti, merangkul, dan mewujudkan kebaikan.
Bantuan dapat di saluran ke :
Bendahara KJBK An. ABDULLAH
No. Rekening 1620000333868 Bank Mandiri
“Semoga apa yang kita disumbangkan saat ini menjadi ladang Amal ibadah kita. Salam Roda,” tutup Wawan.