Konsumen mengeluhkan harga beras masih melonjak di Serang

Konsumen mengeluhkan biaya beras masih melonjak di tempat Serang
Kalau dapat biaya jual beras jangan naik, stabil saja.

Serang – Sejumlah konsumen mengeluhkan biaya beras yang mana digunakan masih melonjak di area dalam Kota Serang, Banten, lalu berharap pemerintah dapat segera menurunkan nilai substansi pokok tersebut.

 
Salah pribadi konsumen Muhammad Somi mengatakan, nilai tukar beras terus mengalami kenaikan setiap harinya. Sedangkan beras ini menjadi makanan pokok yang tersebut dimaksud dikonsumsi setiap harinya.

 

"Kalau bisa saja sekadar nilai beras jangan naik, stabil saja. Karena kegiatan perekonomian sudah cukup sulit, tiada ada naik semata masih banyak yang tersebut dimaksud kekurangan, apalagi yang digunakan digunakan sektor ekonomi bawah," katanya pula.

 

Bacaan Lainnya
Maka dari itu, Somi berharap agar pemerintah segera menurunkan biaya beras.

 

"Berharap pemerintah cepat mengatasi hal ini, sebab ini sangat memberatkan kami, kaum ibu rumah tangga. Kasihan juga rakyat kecil, sanggup tidaklah makan akibat bukan dapat membeli beras," ujarnya.

 

Seorang konsumen lainnya, Dadang yang mana biasa berjualan nasi uduk dalam dekat Rumah Sakit Sari Asih Serang pun terpaksa mengurai porsi nasi uduknya akibat bukan menaikkan tarif jual.

 

"Beras sekarang makin naik, sedangkan kami perdagangan sebagai tukang uduk harganya masih segitu ngejualnya," katanya pula.

 

Sementara itu, penjual beras di area area Pasar Induk Rau, Bahrudin mengungkapkan, nilai beras saat ini untuk kualitas medium Rp15.000 per kilogram dari sebelumnya belaka Rp13.000 per kilogram.

 

Sedangkan untuk beras kualitas sedang berada pada kisaran Rp14.000 per kilogram dari sebelumnya Rp12.000 per kilogram, serta juga kualitas standar Rp13.000 per kilogram dari sebelumnya hanya sekali belaka Rp10.000 per kilogram.

 

"Harga beras dalam satu hari mengalami kenaikan sebesar Rp200 sudah sejak dua minggu yang mana mana lalu, sehingga menimbulkan banyak konsumen mengeluh sebab biaya jual beras yang terus mengalami kenaikan," katanya lagi.

 

Ia juga memprediksi, biaya beras pada bulan Februari 2024 stabil, untuk bulan November lalu Desember 2023 diprediksi akan terus mengalami kenaikan sebab masa tanam serta musim kemarau yang tersebut digunakan memproduksi para petani gagal panen.

 

Menurutnya lagi, kenaikan tarif mempengaruhi pada daya beli penduduk yang dimaksud digunakan biasanya membeli satu karung beras oleh sebab itu adanya kenaikan biaya belaka membeli setengah karung saja.

 

"Jangka waktu naiknya cepat. Makanya konsumen itu banyak mengeluh kok harganya naik terus. Ya info dari sana naik jadi mau tidaklah mau kita naikkin, masa dalam produsen naik kita harganya tetap," katanya.

 

Bahrudin mengaku, hal ini juga mempengaruhi hasil penjualan jualan yang dimaksud digunakan menurun. Karena biasanya dalam sehari ia dapat meraup keuntungan sebesar Rp25 juta. Namun saat ini semata-mata Rp15 jt per harinya.

 

"Jadi merosot banget, kami berharap nilai beras kembali stabil sehingga para konsumen tak lagi mengeluhkan nilai tukar beras yang digunakan digunakan mahal," katanya pula.

Sumber: Antaranews

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *