Kendari, – Proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) telah selesai, namun tantangan politik di Sulawesi Tenggara (Sultra) masih jauh dari kata berakhir.
Menurut Pengamat Politik Sultra, Dr. M. Najib Husein, S.Sos., M.Si., meskipun pemilu telah selesai dan hasilnya sudah ditentukan, di kalangan elit politik masih ada ketegangan yang perlu diselesaikan.
“Setelah Pilkada, semuanya sudah selesai, kecuali di tingkat elit yang belum sepenuhnya akur. Itu wajar, karena dalam setiap kompetisi politik pasti ada perbedaan pandangan dan kepentingan.
Tapi yang patut diapresiasi adalah masyarakat Sultra yang sudah semakin dewasa dalam berpolitik. Mereka sudah memahami esensi demokrasi,” ujar Najib Husein saat ditemui Perdetik.id, Senin (16/12/2024).
Menurut Najib, masyarakat Sultra telah menunjukkan kematangan dalam berdemokrasi, dengan mampu menjalani proses Pilkada tanpa gejolak yang berarti. Hal ini menjadi gambaran positif bagi masa depan politik di provinsi yang kaya akan potensi ini.
Namun, Najib juga mengingatkan bahwa tantangan sesungguhnya bagi kepala daerah terpilih tidak hanya berada pada saat Pilkada.
“Pilkada itu hanya permulaan. Pertarungan sesungguhnya adalah setelah Pilkada, ketika kepala daerah terpilih harus menghadapi dinamika internal di kelompoknya sendiri. Ada pembagian kuota kekuasaan yang mungkin akan memunculkan konflik,” katanya.
Lebih lanjut, Najib menyoroti bahwa konflik internal sering kali menjadi masalah besar pasca-pemilu. Pembagian “kue” kekuasaan, yang melibatkan berbagai pihak dalam pemerintahan, bisa menjadi sumber ketegangan jika tidak dikelola dengan bijak.
“Penting bagi kepala daerah terpilih untuk sudah memikirkan hal ini sejak awal, agar tidak terjadi konflik besar yang sering muncul setelah Pilkada,” ujarnya.
Harapannya, siapapun yang terpilih menjadi kepala daerah dapat mengakomodir semua kelompok yang ada di masyarakat.
“Tidak lagi melihat siapa yang berasal dari partai atau kelompok mana, karena Pilkada sudah selesai. Semua sudah berakhir, dan sekarang saatnya bersatu untuk membangun Sulawesi Tenggara ke depan,” kata Najib.
Dengan pengelolaan yang baik dan kebijakan inklusif, ia meyakini Sultra bisa terus berkembang dan maju, dengan suasana politik yang kondusif untuk kesejahteraan masyarakat. (red)