Daerah

Menganyam Harapan di Bawah Langit Buton, Langkah Hasan Basri Menyulam Mimpi

628
×

Menganyam Harapan di Bawah Langit Buton, Langkah Hasan Basri Menyulam Mimpi

Sebarkan artikel ini

BAUBAU – Di antara gemuruh ombak Laut Buton dan terpaan angin yang membawa harapan, seorang pemuda bernama Haji Hasan Basri Dg Nakku SE., atau akrab disapa Haji Sewang menjalani perjalanan hidup penuh lika-liku, perjuangan, dan pengorbanan.

Haji Hasan Basri Dg Nakku SE bersama Ketua BPW KKSS Sulawesi Tenggara Mayjen TNI (purn) H. Andi Sumangerukka

Jika kehidupan itu bagaikan sebuah jalan, maka jalan yang ditempuh Hasan Basri tidak selalu mulus dan rata.

Namun, setiap jejak langkahnya adalah cerita tentang keberanian, ketekunan, dan niat tulus untuk memberi arti bagi kehidupan.

Kisah ini dimulai pada tahun 1986, di tanah yang jauh dari keramaian, Kabaena. Seorang bocah lelaki bernama Hasan Basri mengikuti jejak saudaranya merantau, meninggalkan tanah kelahirannya demi mencari kehidupan yang lebih baik.

Hasan Basri muda saat mengojek di Kota Baubau

Keluarga mereka adalah keluarga sederhana yang berdagang, mencari rezeki dengan penuh kesabaran. Namun, tak lama setelah mereka menetap di Kabaena, takdir memanggilnya kembali ke Jeneponto.

Saat itu, sang ibunda, Absah Dg Biang, yang sangat ia cintai, meninggal dunia. Sebuah kehilangan yang begitu dalam, tak hanya mengubah arah hidupnya, tetapi juga membawanya pada keputusan berat: meninggalkan tanah kelahiran mereka di Camba, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto.

Ayahanda Hasan Basri, Kapten (Purn) Weadi Ramli Dg Ngalle bersama Ibunda ibunda, Absah Dg Biang

Dalam kesunyian, Hasan Basri menyimpan kepedihan mendalam. Tak cukup 40 hari setelah kepergian sang ibu, ia memutuskan merantau lebih jauh, menuju Jawa. Di Majalengka, ia menghabiskan setahun, mencari arti hidup di tengah kerasnya dunia. Namun, hatinya selalu teringat tanah Buton, tempat di mana ia merasakan napas kehidupan yang berbeda.

Tanpa berpikir panjang, ia kembali ke Buton, kali ini dengan semangat baru untuk meraih sesuatu yang lebih baik.

Di tanah Buton, Hasan Basri memulai perjalanan dari awal. Tak ada yang mudah, namun ia tak pernah berhenti berusaha. Pekerjaan pertama yang ia ambil adalah sebagai tukang gerobak, mengangkut karung-karung kopra dan mente. Ia tahu betul bahwa setiap langkah adalah bagian dari perjalanan panjang untuk mewujudkan impian.

Namun, hidup tak selalu memberikan kemudahan. Awalnya, Hasan Basri belum memiliki motor sendiri untuk mengojek. Motor yang ia gunakan adalah motor sewaan, milik seorang pemilik motor yang memberinya kesempatan.

Suatu hari, saat Hasan Basri sedang menunggu penumpang di jalanan Baubau, pemilik motor itu tiba-tiba datang dan meminta motornya kembali. Tanpa ragu, Hasan Basri menyerahkan motor tersebut, meski waktu yang ia habiskan mencari penumpang tak mudah. Namun, kejadian ini justru menguatkan tekadnya.

Dia tahu, jalan menuju impian tak selalu mulus, dan yang terpenting adalah terus berjuang.Perjalanan mengojeknya tidak hanya mengantar penumpang, tetapi juga membawa harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Di tengah perjalanan, Hasan Basri bekerja sebagai buruh pelabuhan, menunggu kapal Pelni yang datang untuk bersandar.

Saat itu, ia bukan hanya mencari nafkah, tetapi juga mencari peluang. Dari ojek, pintu kesempatan terbuka. Ia menjadi mitra PLN Persero, langkah pertama menuju dunia yang lebih besar. Tak hanya itu, ia juga bergabung dengan Save the Children, sebuah LSM internasional yang bergerak di bidang pendidikan bagi korban kerusuhan Ambon dan Poso.

Dunia yang dulu ia anggap jauh kini terasa begitu dekat. Hasan Basri tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk mereka yang membutuhkan pertolongan.

Hasan Basri mendapat amanah rakyat menjadi Anggota DPRD Kota Baubau periode 2024 – 2029

Puncaknya, pada 1 Oktober 2024, Hasan Basri dilantik sebagai anggota DPRD Baubau dari Dapil 2 Partai Golkar dengan perolehan suara 4.375 suara.

Sebuah pencapaian luar biasa, namun ia tidak pernah melupakan dari mana ia berasal dan apa yang ia perjuangkan. Baginya, pencapaian ini bukanlah akhir, tetapi awal dari amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

“Merantau itu bukan hanya mencari kehidupan yang lebih baik, tapi juga mencari kedamaian di dalam hati. Saya tidak sanggup hidup di kampung tanpa kehadiran seorang ibu,” ujar Hasan Basri, mengenang masa-masa yang penuh kehilangan.

Namun, kehilangan itulah yang mengajarkannya untuk menjadi lebih kuat, tidak pernah menyerah, dan terus berusaha memberikan yang terbaik.

Motivasi Hasan Basri untuk masuk ke dunia politik pun terbilang sederhana namun penuh makna. “Bagaimana saya bisa menjalankan amanah rakyat yang telah diberikan kepada kami,” katanya dengan penuh keyakinan.

Menjadi wakil rakyat adalah sebuah tugas mulia untuk menyuarakan kepentingan masyarakat dan memastikan setiap aspirasi mereka didengar. “Semoga sisa hidup saya bisa bermanfaat untuk masyarakat, keluarga, dan tetangga,” lanjutnya, dengan mata penuh tekad.

Tidak hanya untuk dirinya sendiri, Hasan Basri ingin berbagi pesan kepada mereka yang bekerja keras tanpa pamrih, terutama buruh harian.

“Seberat apapun pekerjaan kita, tekunilah. Sekecil apapun penghasilan, syukuri karena itu adalah rezeki. Jangan pernah mengejar yang tidak pasti, peliharalah yang ada. Berbagilah dengan sesama agar kita bisa bermanfaat untuk orang lain,” pesan Hasan Basri dengan penuh ketulusan.

Hasan Basri bersama Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Ridwan Bae

Kisah hidup Hasan Basri adalah sebuah cerita tentang tekad dan perjuangan. Dari mengojek yang penuh terik matahari, hingga kursi DPRD yang kini didudukinya, setiap langkahnya adalah saksi bisu dari perjalanan yang tak pernah mengenal kata menyerah.

Sebuah perjalanan yang mengajarkan kita bahwa hidup bukan hanya tentang bagaimana kita memulai, tetapi bagaimana kita menghadapinya dengan hati yang tulus, penuh harapan, dan tekad yang tak tergoyahkan.

Sekedar diketahui, Hasan Basri memulai pendidikan dasarnya di SD Negeri 69, Tompo Kelara, Jeneponto, pada 1985 hingga 1991. Setelah itu, ia melanjutkan ke SMP Negeri 1, Kelara Jeneponto, hingga 1994.

Terkesan oleh pendidikan dan ingin meraih sesuatu lebih besar, ia kemudian melanjutkan ke SMEA Negeri 16 di Jeneponto, pada 1994-1995. Pada tahun 1996, Hasan Basri melanjutkan pendidikannya di tingkat perguruan tinggi, mengambil jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan di sebuah universitas, dan berhasil menyelesaikan pendidikan S-1 pada tahun 2010.

Perjalanan karier Hasan Basri dimulai pada tahun 2008-2009 ketika ia bekerja sebagai tenaga keamanan di Save The Children. Berkat dedikasi dan kemampuannya, pada 2009 ia diangkat menjadi Project Officer (P.O) dalam penanganan anak-anak korban kerusuhan di dunia pendidikan, sebuah posisi yang dijalani hingga 2016.

Pada tahun 2016, Hasan Basri memasuki dunia bisnis dengan menjadi Direktur PT. Sewang Mandiri Pratama, di mana ia berperan penting dalam mengembangkan perusahaan hingga saat ini. Ia juga menjabat sebagai Direktur di PT. Bidara Graha Lestari sejak 2021, serta menjadi Direktur PT. Merah Putih Alam Lestari sejak 2022.

Selain itu, ia juga memiliki pengalaman sebagai Manager Perwakilan Outsourcing PT. Kineria Cahaya Abadi, bekerja sama dengan PT. PLN (Persero) UP3 Baubau, dan berbagai ULP di wilayah tersebut, antara tahun 2016 hingga 2019.

Dalam pekerjaan ini, ia berkolaborasi dengan beberapa unit PLN di Baubau, Raha, Wangi-Wangi, Pasarwajo, dan Mawasangka, memberikan layanan yang vital bagi masyarakat setempat.

Hasan Basri tidak hanya aktif dalam dunia pekerjaan, tetapi juga berperan penting dalam berbagai organisasi. Ia menjabat sebagai Ketua Angkatan Muda Partai Golkar Kota Baubau, menunjukkan kontribusinya dalam dunia politik.

Selain itu, ia juga terlibat dalam berbagai organisasi sosial dan budaya, seperti menjadi Ketua Lembaga Kerajaan Bate Anak Karaeng, Ketua Komite Sekolah Dasar Kota Baubau, Ketua BPD KKSS Buton Tengah, dan Ketua Kerukunan Keluarga Turatea Kota Baubau.

Sebagai bagian dari FKPPI Kota Baubau, ia juga menunjukkan komitmennya terhadap kesatuan dan persatuan bangsa, menjabat sebagai Sekretaris organisasi tersebut.

Atas kontribusinya dalam bidang sosial, budaya, dan organisasi, Hasan Basri memperoleh beberapa penghargaan yang mengakui dedikasinya. Ia dinobatkan sebagai Tokoh Lembaga Adat Kakaraengan Rumbia, Tokoh Masyarakat Adat Nusantara (MATRA), dan juga mendapat penghargaan dari Forum Pembaruan Persatuan Kebangsaan.

Pada tahun 2019, ia menerima penghargaan sebagai Tokoh Lembaga Kerajaan Gowa dan Tokoh Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan Kota Baubau, yang semakin menegaskan pentingnya peranannya dalam memperkuat persatuan dan kebersamaan di wilayah Sulawesi. (Ixan Bombom))

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!