Nabil Haroen: Kedaulatan pangan dan energi jadi visi besar RI

Nabil Haroen: Kedaulatan pangan serta energi jadi visi besar RI
Visi Indonesia ke depan harus bertumpu pada kedaulatan pangan kemudian kedaulatan energi

Jakarta – Anggota DPR RI M. Nabil Haroen menyatakan kedaulatan pangan lalu energi harus menjadi visi besar Indonesia.

"Visi Indonesia ke depan harus bertumpu pada kedaulatan pangan juga kedaulatan energi," katanya dalam keterangan tertoreh di area dalam Jakarta, Senin.

Gus Nabil menjelaskan ketahanan pangan pada Indonesia, harus menjadi kebijakan strategis yang dimaksud hal tersebut dieksekusi secara tepat juga taktis. Jadi, tidaklah cuma jadi wacana ataupun semata-mata jadi kertas kerja. Tapi, harus benar-benar diaplikasikan secara nyata serta berdampak untuk publik.

Bacaan Lainnya

Menurut dia, Indonesia punya kekayaan alam serta juga hasil pertanian, serta kekayaan hasil laut yang dimaksud mana luar biasa. Selain itu, Indonesia punya garis pantai terpanjang dalam dunia, yang dimaksud yang prospek ekonominya sangat besar.

"Kita punya daratan yang tersebut subur, sekaligus juga lautan yang luas," ujarnya.

Pernyataan itu disampaikan Gus Nabil terkait hasil Rakernas IV PDI Perjuangan, yang mana digunakan berlangsung sejak Jumat (29/9) hingga Minggu (1/10).

Dia menyatakan PDI Perjuangan dengan jelas dan juga juga tegas mengusung tema Kedaulatan Pangan untuk kesejahteraan rakyat. Tema ini menjadi sangat penting sebagai visi utama PDI Perjuangan untuk sebenar-benarnya memperjuangkan kepentingan rakyat. Kedaulatan pangan merupakan aspirasi utama rakyat Indonesia, yang dimaksud mana memang menjadi kebutuhan dasar.

"Saat ini, pada tengah kontestasi geopolitik dunia, isu pangan menjadi hal yang mana krusial. Pasca-pandemi lalu kemudian krisis Rusia-Ukraina, kedaulatan pangan menjadi pertahanan mendasar bagi masing-masing negara," katanya menegaskan.

Kemudian, krisis pangan menghantam beberapa negara, sebab pengaruh supply-chain pangan dari Ukraina, hingga berpengaruh juga pada sisi energi, suplai material industri, kemudian substansi pangan.

Sumber: Antaranews

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *