Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis tren positif kinerja sektor keuangan pada tahun 2025 akan terus berlanjut. Proyeksi ini didasarkan pada berbagai kebijakan yang akan diambil serta sinergi dengan berbagai pihak terkait.
“Sinergi kebijakan dengan berbagai pihak baik Pemerintah, otoritas moneter, industri jasa keuangan, para pelaku usaha, masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya dibutuhkan tidak hanya dalam konteks pencapaian outlook kinerja SJK, namun dalam memaksimalkan kebermanfaatan SJK bagi perekonomian nasional,” demikian pernyataan resmi OJK.
OJK memproyeksikan pertumbuhan di berbagai sektor keuangan:
- Kredit Perbankan: Tumbuh 9-11 persen, didukung pertumbuhan Dana Pihak Ketiga sebesar 6-8 persen.
- Pasar Modal: Penghimpunan dana ditargetkan sebesar Rp220 triliun.
- Piutang Pembiayaan: Tumbuh 8-10 persen, meskipun kondisi penjualan kendaraan bermotor menurun.
- Aset Asuransi: Diperkirakan tumbuh 6-8 persen.
- Aset Dana Pensiun: Diperkirakan tumbuh 9-11 persen.
- Aset Penjaminan: Diperkirakan tumbuh 6-8 persen.
Dalam upaya meningkatkan integritas sektor jasa keuangan dan melindungi konsumen, OJK meluncurkan dua inisiatif baru:
- Sistem Informasi Pelaku di Sektor Keuangan (Sipelaku): Aplikasi ini memuat informasi rekam jejak pelaku di sektor jasa keuangan, seperti profil, riwayat alamat, riwayat pekerjaan, dan riwayat fraud. Data bersumber dari Laporan Penerapan Strategi Anti Fraud (SAF) yang disampaikan oleh Lembaga Jasa Keuangan (LJK) kepada OJK.
- Indonesia Anti Scam Center (IASC): Didirikan bersama Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) dan didukung oleh asosiasi industri jasa keuangan. IASC bertujuan menangani penipuan (scam) di sektor keuangan secara cepat dan efektif. Fokusnya adalah mempercepat koordinasi antar-penyedia jasa keuangan, identifikasi pihak terkait penipuan, pengembalian dana korban, dan penindakan hukum.
Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 30 Januari 2025 menilai stabilitas SJK terjaga stabil di tengah dinamika perekonomian global dan domestik. Pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 diprediksi masih akan berada dalam level terbatas.
Pasar saham domestik awal tahun 2025 ditutup menguat. Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.319 triliun. Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham secara mtd atau ytd tercatat Rp10,71 triliun.
Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI naik 0,77 persen mtd atau ytd. Penghimpunan dana di pasar modal pada tahun 2024 berhasil melampaui target di atas Rp200 triliun.
Penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) terus menunjukkan perkembangan positif, baik konvensional maupun syariah. Sementara itu, Bursa Karbon juga mencatatkan pertumbuhan volume dan nilai transaksi.
OJK terus melakukan penegakan ketentuan di bidang Pasar Modal untuk menjaga integritas dan kepercayaan investor. (red)