Metropolis

Parinringi Sosok di Balik Stabilitas Pemerintahan Tiga Daerah Sultra

359
×

Parinringi Sosok di Balik Stabilitas Pemerintahan Tiga Daerah Sultra

Sebarkan artikel ini

Kendari – Sosok Parinringi menjadi figur yang tak asing dalam pemerintahan daerah di Sulawesi Tenggara (Sultra). Dalam dua tahun terakhir, ia telah dipercaya menjabat sebagai Penjabat (Pj) kepala daerah di tiga kabupaten/kota berbeda.

Kini, ia menakhodai Kota Kendari sebagai Pj Wali Kota sejak 23 Desember 2024, menggantikan Muhammad Yusup.

Parinringi dilantik oleh Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto, di Ruang Pola Kantor Gubernur Sultra.

Sebelumnya, ia juga pernah memimpin Kabupaten Kolaka Utara sebagai Pj Bupati pada 24 Agustus 2022 selama satu tahun. Sembilan bulan setelahnya, pada 28 Mei 2024, ia kembali ditunjuk sebagai Pj Bupati Buton Selatan selama tujuh bulan.

Dengan demikian, Parinringi telah menjabat sebagai Pj di tiga daerah berbeda dalam rentang dua tahun terakhir.

Laki-laki kelahiran Makassar, 14 Oktober 1977 ini juga pernah menjadi Wakil Bupati Konawe pada 2013 bersama Kery Saiful Konggoasa.

Bahkan, saat Pilkada 2018, ia ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Konawe ketika Kery cuti untuk berkampanye.

Kepada Perdetik.id, Parinringi mengungkapkan bahwa setiap daerah memiliki tantangan berbeda. “Di Kolaka Utara, masyarakat banyak mengeluhkan kebutuhan irigasi, pupuk, dan percetakan sawah. Sementara di Kendari, fokus utama ada pada pelayanan dasar, terutama kebersihan dan banjir,” ujarnya.

Menurutnya, setiap daerah memiliki keunikan tersendiri yang memerlukan pendekatan berbeda. Ia menekankan pentingnya kerja sama dengan OPD teknis, Forkopimda, tokoh agama, dan masyarakat untuk mengatasi berbagai tantangan di setiap wilayah.

Sebagai Pj Wali Kota Kendari, Parinringi melihat permasalahan utama di ibu kota Sultra ini adalah kebersihan dan pengelolaan banjir.

“Kalau masyarakat tidak lagi melihat sampah di mana-mana dan tidak ada luapan air saat hujan, saya rasa mereka bisa lebih fokus bekerja,” katanya.

Untuk itu, sejak awal menjabat, ia langsung bergerak memaksimalkan pengangkutan sampah di berbagai titik, termasuk yang bukan Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Bahkan, beberapa lokasi harus dibersihkan menggunakan alat berat karena penumpukan sampah yang luar biasa.

Selain sampah, persoalan banjir juga menjadi perhatian serius. “Kami sudah tracking titik-titik rawan genangan air dan akan melakukan normalisasi sungai dalam waktu dekat. Beberapa tanggul yang bermasalah juga segera dibenahi,” jelasnya.

Upaya ini mendapat dukungan dari DPRD, OPD teknis, hingga warga yang terdampak. Program Kendari Kompak pun segera diluncurkan, di mana kerja bakti serentak melibatkan seluruh RT dan RW akan digelar sebelum Ramadan.

Tantangan terbesar dalam mengatasi permasalahan sampah, menurut Parinringi, bukan hanya pada teknis pengangkutan, tetapi juga pada perilaku masyarakat.

“Merubah mindset itu yang paling sulit. Kami berharap sekolah-sekolah dan masyarakat bisa menanamkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya,” katanya.

Ia optimistis dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, Kota Kendari bisa menjadi lebih bersih dan bebas dari genangan air. “Belanda saja bisa diusir oleh para pendahulu kita, masa kita tidak bisa mengatasi sampah dan banjir?” pungkasnya dengan nada optimis. (red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!