Kendari — Pasar murah yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulawesi Tenggara pada hari pertama, Senin (16/12), langsung diserbu warga.
Beras, telur, dan bawang merah menjadi komoditas yang paling diburu masyarakat. Selisih harga sebesar Rp2.000 hingga Rp5.000 dibandingkan harga pasar menjadi magnet utama program ini.
Plt Kepala Disperindag Sultra, Dr. La Ode Muhammad Fitrah Arsyad, SE., M.Si., mengatakan pasar murah ini merupakan langkah strategis untuk menekan gejolak harga kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Kami ingin memastikan masyarakat dapat memperoleh kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, terutama di tengah peningkatan permintaan jelang akhir tahun,” ujar La Ode Fitrah di lokasi kegiatan.
Pasar murah ini melibatkan 11 distributor yang menyediakan kebutuhan pokok, mulai dari beras, gula pasir, minyak goreng, hingga bawang.
Sebagai upaya mendukung stabilitas ekonomi masyarakat, program ini digelar di halaman Kantor Disperindag Sultra hingga 23 Desember 2025, pukul 09.00–15.00 WITA.
Masyarakat Kendari menyambut baik program ini. Nurhayati, salah seorang warga, mengaku terbantu dengan harga yang lebih terjangkau.
“Beras 5 kg yang biasanya saya beli Rp75.000 per kilogram di pasar, di sini hanya Rp68.000. Ini sangat membantu kami, terutama menjelang Nataru,” kata Nurhayati.
Selain beras, telur dan bawang merah juga menjadi incaran utama. Harga telur yang dijual Rp52.000 per rak lebih murah dibandingkan harga pasar yang mencapai Rp60.000.
Bawang merah pun dibanderol Rp45.000 per kilogram, selisih Rp5.000 dari harga pasar.
Pasar murah ini mendapat atensi langsung dari Penjabat Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto.
Dia menilai program ini merupakan bentuk konkret dukungan pemerintah dalam menjaga kesejahteraan masyarakat di momen-momen krusial.
Untuk memastikan kelancaran distribusi dan mencegah penyimpangan, Disperindag bekerja sama dengan Satgas Pangan dan aparat keamanan.
Langkah ini dinilai penting agar barang kebutuhan pokok sampai ke tangan masyarakat tanpa hambatan.
“Kami terus memantau agar distribusi berjalan lancar dan tepat sasaran. Hal ini sekaligus menjaga stabilitas harga di pasaran,” jelas La Ode Fitrah.
Pasar murah ini juga menjadi bagian dari rangkaian program strategis Disperindag Sultra sepanjang tahun.
Selain mengendalikan inflasi, Disperindag sebelumnya berhasil mencetak 813 wirausaha baru melalui pelatihan di 17 kabupaten/kota.
Dengan antusiasme masyarakat yang tinggi, Disperindag Sultra optimistis pasar murah akan memberikan dampak positif, baik dalam membantu ekonomi rumah tangga maupun menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok. (Red)