Kriminal

Pelecehan oleh Guru SD di Kendari, Korban Mengaku Sering Dipegang dan Diperlakukan Aneh

388
×

Pelecehan oleh Guru SD di Kendari, Korban Mengaku Sering Dipegang dan Diperlakukan Aneh

Sebarkan artikel ini

KENDARI – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kendari tengah mendalami kasus dugaan pelecehan yang melibatkan seorang guru Sekolah Dasar (SD) terhadap muridnya. Laporan terkait insiden ini diajukan oleh orangtua korban berinisial SS pada Kamis (9/1/2025) di Mako Polresta Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kasi Humas Polresta Kendari, IPTU Haridin, menyampaikan bahwa penyelidikan dilakukan oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) dengan memeriksa korban, saksi-saksi, dan barang bukti.

“Penyidik Polresta Kendari masih memeriksa sejumlah korban dan saksi-saksi serta barang bukti yang ada kaitannya dengan kasus tersebut,” ujar Haridin, Kamis (9/1/2025).

Ia juga menambahkan bahwa terduga pelaku, yang merupakan guru SD, saat ini telah diamankan di Mako Polresta Kendari untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Sementara untuk yang diduga melakukan pelecehan, masih kami amankan di Mako Polresta Kendari,” tambahnya.

Dalam pemeriksaannya, guru yang diduga melakukan pelecehan membantah tuduhan tersebut. Ia mengaku hanya memegang anak tersebut untuk mengecek suhu badannya saat berada di ruang kelas.
“Saya cuma cek suhu badannya,” katanya saat ditemui di Polresta Kendari.

Terkait pengakuan murid yang menyebut sering dipeluk dan dirangkul, guru tersebut berdalih bahwa tindakannya hanya sebatas memegang bahu anak itu untuk menenangkan ketika sedang diganggu teman-temannya atau ribut di dalam kelas.

Sementara itu, SS, orangtua murid, menyebut bahwa anaknya mulai bercerita tiga pekan lalu tentang perilaku sang guru. Guru tersebut diduga sering memberikan uang kepada anaknya, yang tidak dilakukan kepada murid lain.

Beberapa hari kemudian, korban kembali menceritakan bahwa ia sering dirangkul dan dipeluk oleh gurunya. Merasa curiga, SS meminta istrinya untuk mengawasi situasi lebih dekat.

Pada Rabu (8/1/2025), korban kembali melaporkan kejadian yang lebih serius. Ia menyebut bahwa saat hendak mengikuti apel pagi, gurunya melarangnya keluar kelas dan memintanya tetap berada di dalam. Korban yang sempat meminta temannya menemani di dalam kelas akhirnya ditinggalkan setelah sang guru menyuruh temannya keluar.

“Di situmi dia pegang, peluk, dan cium,” kata SS menirukan pengakuan anaknya.

Kasus ini kini dalam penanganan serius oleh Polresta Kendari. Orangtua korban mendesak pihak kepolisian untuk memproses hukum pelaku secara tegas dan meminta pihak sekolah meningkatkan pengawasan agar tidak ada lagi kejadian serupa. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!