KENDARI, – Pemerintah akan menyediakan rumah gratis untuk masyarakat miskin yang cicilannya ditanggung oleh negara. Saat ini pemerintah tengah mengembangkan skema pemberian rumah gratis itu yang juga termasuk dalam bagian dari program pembangunan 3 juta rumah per tahun.
Anggota Satuan Tugas (Satgas) Perumahan, Bonny Z Minang, menjelaskan bahwa rumah yang akan dibangun adalah tipe 36 dengan luas tanah 70 meter persegi. Pemerintah akan membiayai cicilan rumah sebesar Rp600 ribu per bulan selama 25 tahun.
“Rumah yang dibangun akan ditargetkan kepada masyarakat miskin yang termasuk dalam kategori desil 1 dan 2, atau mereka yang menjadi pelanggan listrik 450 kWh. Pemerintah memastikan rumah gratis ini benar-benar dapat dinikmati oleh mereka yang membutuhkan,” ungkap Bonny, dalam acara Ngorbol Santai Satgas Perumahan bersama Asosiasi Pengembang Perumahan Subsidi Indonesia (Apersi), dikutip dari Media Indonesia, Minggu, 19 Januari 2025.
Program ini juga memberikan hak atas bangunan dan tanah kepada penerima manfaat. Untuk memastikan penerima rumah ini tepat sasaran, pemerintah akan menggunakan data pelanggan listrik 450 kWh sebagai indikator, karena data ini lebih mudah dipantau dan diverifikasi.
Program ini juga melibatkan Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan yang sedang menyusun kriteria kemiskinan yang lebih terukur berdasarkan pendapatan dan penggunaan listrik.
“Penerima manfaat akan diinventarisasi oleh kepala desa di seluruh Indonesia. Setelah itu, data tersebut akan diverifikasi oleh Babinsa (Bintara Pembina Desa) berdasarkan nama dan alamat,” jelas Bonny.
Bonny juga menjelaskan latar belakang munculnya program rumah gratis ini. Menurutnya, selama ini subsidi seperti BBM lebih banyak dinikmati oleh orang-orang yang sudah mampu, padahal seharusnya orang miskin yang lebih membutuhkan bantuan tersebut.
Sebagai solusinya, pemerintah memilih untuk memberikan subsidi berupa rumah, yang dianggap lebih produktif daripada uang tunai.
Melalui kebijakan ini, pemerintah berharap sektor properti dapat berkembang di pedesaan.
“Dengan adanya subsidi untuk cicilan rumah, bank akan tertarik untuk hadir di desa, karena mereka tahu yang membayar cicilan bukanlah orang miskin, tetapi negara,” kata Bonny. (red)