Ekobis

Pemerintah Siapkan Aturan Baru RKAB Nikel 2025 untuk Stabilkan Pasar

572
×

Pemerintah Siapkan Aturan Baru RKAB Nikel 2025 untuk Stabilkan Pasar

Sebarkan artikel ini

KENDARI, – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini sedang mengkaji kuota produksi nikel pada tahun 2025. Langkah ini diambil untuk menstabilkan harga komoditas nikel yang tengah melemah di pasar global.

Dalam konferensi pers di Kementerian ESDM pada Jumat (3/1/2025), Bahlil menjelaskan bahwa tim dari Kementerian ESDM tengah mengevaluasi total kebutuhan nikel di dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan besaran Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) perusahaan nikel yang akan disetujui tahun ini.

“Saya bersama Dirjen Minerba dan tim dari Kementerian sedang mengkaji berapa total kebutuhan nikel, dan dari sana kita bisa lihat RKAB-nya berapa,” ujar Bahlil.

Pemerintah, menurut Bahlil, berupaya menjaga keseimbangan antara produksi dan permintaan nikel. Pasalnya, jumlah produksi yang berlebihan dapat memicu kejatuhan harga di pasar. Ia menekankan bahwa semakin banyak RKAB yang disetujui tidak selalu menguntungkan jika berdampak pada penurunan harga nikel.

“Keseimbangan harga dan permintaan itu penting. Semakin banyak RKAB bukan berarti semakin baik. Kalau produksi berlebih, harga bisa jatuh, dan itu tidak menguntungkan bagi pengusaha penambangan nikel,” jelasnya.

Bahlil juga menambahkan bahwa produksi nikel harus disesuaikan dengan kebutuhan industri dalam negeri dan pasar ekspor, agar harga komoditas tetap stabil.

“Yang terbaik adalah jika RKAB banyak dan harga tetap bagus. Tapi kalau harganya jatuh dan RKAB terus banyak, itu malah tambah buruk,” tambahnya.

Harga nikel dunia sendiri saat ini berada pada level terendah dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data yang dilansir dari London Metal Exchange (LME) pada Jumat (3/1/2025), harga nikel kontrak tiga bulan tercatat sebesar USD 15.078 per ton, angka yang belum tercatat sejak 2021.

Pelemahan harga ini terjadi di tengah kekhawatiran akan berlebihnya pasokan nikel global yang menyebabkan oversupply. Pemerintah berupaya mengelola produksi agar harga tetap terjaga, baik untuk kepentingan domestik maupun ekspor. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!