Pemerintah Zimbabwe Tutup Sementara Tambang Lithium Terbesar Setelah Klaim Penjarahan

SULTRA PERDETIK, – Pemerintah Zimbabwe telah memutuskan untuk menutup sementara tambang lithium terbesarnya, Bikita Minerals, yang saat ini dikelola oleh perusahaan China, Sinomine Resource Group. Keputusan ini diambil setelah klaim penjarahan yang diajukan oleh pengawas lokal, yang mengkhawatirkan keberlanjutan operasi tambang tersebut.

Wakil Menteri Pertambangan dan Pengembangan Pertambangan, Polite Kambamura, mengonfirmasi penangguhan tersebut setelah adanya audit antar kementerian minggu lalu. Laporan dari Center for Natural Resource Governance (CNRG) yang diungkapkan oleh Direktur CNRG, Farai Maguwu, pada 2 Mei, menyoroti adanya penjarahan lithium yang besar-besaran di Bikita Minerals. Maguwu mengklaim bahwa sebanyak 42 truk bijih lithium dilaporkan meninggalkan lokasi tambang setiap hari.

“Rekan-rekan warga Zimbabwe, penjarahan mineral kita di Bikita Minerals telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Mereka mengolah 754 ton konsentrat per hari, dan 42 truk yang bermuatan konsentrat litium kabarnya meninggalkan lokasi setiap hari dengan barang rampasan,” ujar Maguwu.

Bacaan Lainnya

Bikita Minerals, yang mempekerjakan sekitar 860 pekerja, memiliki deposit mineral lithium sebesar 11 juta ton, yang merupakan yang terbesar yang diketahui di dunia. Sinomine Resource Group mengakuisisi Bikita Minerals pada tahun sebelumnya dengan kesepakatan senilai 180 juta dolar AS. Pada saat itu, tambang tersebut merupakan satu-satunya tambang lithium di Zimbabwe dan juga salah satu tambang tertua di Afrika.

Lithium telah dianggap sebagai potensi jalan keluar bagi Zimbabwe dari krisis ekonomi yang telah berlangsung selama tiga dekade. Analis percaya bahwa mineral ini juga dapat membantu mengurangi dampak pembatasan perdagangan dan bantuan keuangan yang telah diberlakukan sejak awal tahun 2000-an.

Investasi senilai 200 juta dolar AS telah dilakukan oleh penambang Tiongkok untuk memperluas operasi di Bikita, termasuk pembangunan dua pabrik pemrosesan litium yang diharapkan menghasilkan 250.000 ton konsentrat spodumene dan 480.000 ton petalite per tahun. Spodumene adalah mineral utama dalam pembuatan baterai, sementara petalite adalah mineral litium yang digunakan dalam industri kaca dan keramik.

Sementara itu, dalam pernyataan yang dirilis pada awal pekan ini, Manajer Tambang Bikita Minerals, David Mwanza, mengonfirmasi penangguhan operasi selama tujuh hari untuk mengatasi masalah administratif yang diajukan oleh pihak berwenang. Namun, Mwanza tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai masalah tersebut.

Selain lonjakan produksi, laporan juga mengungkapkan kondisi kerja yang buruk di tambang tersebut, dengan dugaan adanya perlakuan buruk terhadap para pekerja. Para pekerja dilaporkan tinggal di fasilitas yang tidak manusiawi dan tidak terdaftar di badan hukum seperti Otoritas Jaminan Sosial Nasional.

Pemerintah Zimbabwe dan pihak berwenang terkait saat ini sedang berupaya menyelesaikan masalah ini dan memastikan keberlanjutan operasi tambang lithium yang penting bagi ekonomi negara.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *