Makassar, — Insiden kekerasan yang mengejutkan terjadi di Rumah Sakit Otak dan Jantung (RSOJ) Pertamina Royal Biringkanaya, Makassar, pada Jumat malam (18/10) lalu. Dalam rekaman CCTV yang tersebar, dr. Irham Ramli, seorang dokter lulusan Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, terlihat mengalami kelainan oleh seorang pria yang diduga merupakan anggota keluarga pasien.
Rekaman menunjukkan, dr. Irham dan dua perawat sedang menuju pintu masuk rumah sakit untuk menjemput pasien. Mereka berpapasan dengan pria berbaju putih dan celana panjang hitam, yang awalnya terlihat berbincang dengan dr. Irham. Namun, situasi berubah tiba-tiba ketika pria tersebut mendorong dan memukul dr. Irham hingga terjatuh ke kursi tunggu pasien.
Dalam video tersebut, dr. Irham tampak berusaha melindungi wajahnya saat menerima serangan. Perawat yang berada di lokasi segera menghentikan aksi pelaku. Meski berada dalam situasi yang mengancam, dr. Irham tetap tenang dan mencoba menjelaskan kepada pelaku sambil meminta perawatnya untuk melayani pasien. Namun, pelaku tetap agresif dan mencoba menyerang lagi hingga keamanan datang untuk menenangkan situasi.
Ketua Alumni Fakultas Kedokteran UHO Kendari, dr. Syahid Khairullah Hadini, mengecam tindakan keras kekerasan tersebut. Ia menyatakan, “Kami mengecam peristiwa ini. Kami sudah memberikan pendampingan hukum kepada dr. Irham dan memastikan akan mengawali kasus ini hingga tuntas.” Syahid menambahkan bahwa ia telah berkoordinasi dengan dr. Irham dan sangat menyesali tindakan pelaku.
Syahid juga menjelaskan, kejadian tersebut bermula dari pertanyaan dr. Irham kepada keluarga pasien, yang merupakan langkah penting dalam diagnosis dan penanganan medis. “Bertanya kepada keluarga pasien adalah bagian dari proses untuk mengetahui keluhan dan memberikan perawatan yang terbaik,” ujarnya.
Meskipun demikian, dr. Irham dan perawat lainnya tetap memberikan pelayanan kepada pasien, termasuk pasien dari keluarga pelaku. Namun, Syahid menekankan pentingnya menuntut keadilan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. “Pelayanan tetap diberikan, meskipun suami pasien telah melakukan pekerjaan terhadap dr. Irham,” tutupnya.
Kejadian ini menjadi sorotan, mengingat kekerasan terhadap tenaga medis sering terjadi dan menjadi ancaman bagi profesi yang seharusnya dilindungi. Alumni UHO berharap kasus ini diselesaikan secara tuntas dan menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk menghargai perjuangan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan terbaik. (red)