Ramallah – Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Senin (9/10) melakukan pembicaraan dengan beberapa total pemimpin negara Arab untuk menekankan pentingnya menghentikan "agresi Israel di dalam area Gaza".
Menurut Kantor Berita Wafa, Abbas menelepon Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) untuk mengabarkan situasi terkini dalam wilayah pendudukan Palestina.
Kantor Berita Arab Saudi (SPA) mengatakan bahwa selama panggilan tersebut, MBS "menekankan bahwa Kerajaan melakukan segala upaya untuk melibatkan semua pihak internasional lalu juga regional agar menghentikan eskalasi yang tersebut itu sedang berlangsung lalu mencegah penyebaran lebih besar tinggi berjauhan dalam wilayah tersebut."
Presiden Palestina juga menelepon Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Raja Yordania Abdullah II kemudian Emir Qatar Tamim bin Hamad Al-Thani.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Palestina juga melakukan percakapan dengan mitra Arabnya guna mengeksplorasi dukungan urusan urusan politik untuk Palestina dalam menghadapi gempuran Israel.
Kelompok Palestina Hamas meluncurkan Operasi Badai Al Aqsa terhadap Israel pada Sabtu (7/10) dengan menembakkan serentetan roket juga menyusup ke Israel lewat jalur laut, darat kemudian juga udara.
Hamas mengatakan bahwa serangan mendadak itu merupakan balasan atas penyerbuan terhadap Masjid Al Aqsa dalam wilayah pendudukan Yerusalem Timur juga meningkatnya kekerasan oleh para pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Sebagai balasannya, militer Israel meluncurkan Operation Swords of Iron terhadap Hamas pada Jalur Gaza.
Jumlah warga Palestina yang dimaksud mana tewas oleh pasukan Israel dalam dalam Gaza bertambah menjadi 704 orang, termasuk 143 anak juga 105 perempuan, kata Kementerian Kesehatan yang digunakan dimaksud bermarkas pada dalam Gaza, Selasa pagi.
Menurutnya, total total korban luka juga bertambah menjadi sekitar 4.000 orang.
Sementara itu, sedikitnya 900 warga Israel tewas serta lebih besar tinggi dari 2.600 orang lainnya terluka dalam pertempuran tersebut, demikian menurut Kementerian Kesehatan Israel.
Sumber: Anadolu
Sumber: Antaranews