Pontianak – Produk lokal dari olahan tengkawang jika Kalimantan Barat (Kalbar) yang dimaksud dikelola Forestwise Wild Keepers dari buah menjadi minyak mentah pada Kabupaten Sintang pada saat ini menembus pasar internasional.
"Penjualan hasil berbahan baku tengkawang hampir 99 persen ini kami ekspor ke luar negeri," kata Manager Forestwise Wild Keepers Martin, saat Festival LIKE Tengkawang, pada Pontianak, Sabtu.
Ia menyebutkan biaya jual komponen baku dari tengkawang yang tersebut sudah diolah menjadi minyak mentah mulai dari Rp150.000 sampai dengan Rp200.000 per kilogram.
"Harapan ke depannya produk-produk tengkawang lebih lanjut lanjut dikenal rakyat lalu banyak perusahaan lokal yang dimaksud dimaksud mau menggunakan material baku untuk kosmetik," katanya pula.
Dia menyampaikan produk-produk yang dimaksud diolah semua berasal dari hutan yang dimaksud mana ada pada tempat Kalbar.
"Oleh sebab itu, kita harus menjaga hutan kemudian mengelola hasil hutan dengan baik, sehingga warga dapat menikmati hasil hutan," ujar dia lagi.
Sementara itu, Jaringan Tengkawang Kalimantan Valentinus Heri menyampaikan perlu dukungan untuk membantu perekonomian pada tempat Kalbar. Sebagian warga yang mana mempunyai prospek tengkawang masih memerlukan dukungan dari segi peralatan ataupun pendampingan teknis dalam mengolah buah tengkawang menjadi item olahan yang mana bernilai ekonomi.
"Sebagian penduduk yang miliki kemungkinan tengkawang masih memerlukan dukungan dari segi peralatan ataupun pendampingan teknis dalam mengolah buah tengkawang menjadi produk-produk olahan yang bernilai ekonomi," kata dia lagi.
Menurutnya, kemungkinan tengkawang serta peta jalan Jaringan Tengkawang Kalimantan telah terjadi terjadi disusun beberapa tahun lalu, lalu beberapa tantangan ataupun kendala yang digunakan digunakan dihadapi dalam pengembangan tengkawang belum teratasi dikarenakan belum dapat menemukan solusi yang tersebut mana tepat.
"Hal ini dapat dilihat misalnya dari kendala yang dimaksud yang dihadapi oleh pihak industri atau pembeli terkait dengan ketidakpastian ketersediaan material baku buah tengkawang, antara lain disebabkan pohon tengkawang yang digunakan hal itu bukan setiap tahun berbuah," kata dia.
Menurutnya berdasarkan Informasi dari masyarakat, panen tengkawang kemungkinan besar akan terjadi pada akhir 2023. Menghadapi kemungkinan panen tengkawang tersebut, maka diperlukan upaya sejak sangat hari untuk penyerapan pasar buah tengkawang, serta upaya-upaya persiapan lainnya mulai dari tahap produksi buah hingga pemasaran.
"Oleh dikarenakan itu, pertemuan Jaringan Tengkawang Kalimantan pada tahun ini sangat diperlukan, sebagai momentum untuk persiapan panen, konsolidasi anggota jaringan juga pengenalan tengkawang ke khalayak lebih tinggi besar luas," ujar dia lagi.
Sumber: Antaranews