SULTRA PERDETIK, – Presiden Rusia Vladimir Putin menuding Amerika Serikat (AS) atas meningkatnya eskalasi yang terjadi pejuang kemerdekaan Palestina dan ‘Israel’. Ini merupakan pernyataan publik pertamanya sejak serangan pejuang Al-Qassam, saya militer Hamas ke Israel ke berbagai penjuru, baik darat, laut dan udara.
“Saya pikir banyak orang akan setuju dengan saya bahwa ini adalah contoh nyata kegagalan kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah,” kata Putin kepada Perdana Menteri Iraq Mohammed Shia’ Al-Sudani hari Selasa, sebagaimana dikutip Moscow Times.
Putin dan mitranya dari Iraq bertemu di Moskow untuk membahas situasi terkini antara penjajah ‘Israel’ dan Hamas. Menurut Pitin, AS “mencoba memonopoli pengaturan (pertempuran), namun sayangnya tidak peduli untuk menemukan kompromi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak,” tambah Putin.
Masalahnya, kata Putin, kebijakan AS adalah tidak “mempertimbangkan kepentingan inti rakyat Palestina” itu sendiri dan berupaya menciptakan negara Palestina yang merdeka, tambah Putin dikutip Financial Times.
Merampas Tanah Palestina
Berbicara di forum Pekan Energi Rusia di Moskow, Putin mengatakan masalah Palestina “ada di hati setiap orang yang menganut Islam, dan mereka menganggap itu semua sebagai manifestasi ketidakadilan, yang mencapai tingkat yang tidak terpikirkan.”
“Isu Palestina adalah inti dari setiap orang di kawasan ini. Ya, saya percaya bahwa dalam hati setiap orang yang memeluk Islam… Segala sesuatu yang terjadi – tidak hanya sekarang, tetapi selama beberapa dekade – dianggap sebagai manifestasi dari ketidakadilan Palestina meningkat ke tingkat yang tidak terpikirkan,” katanya.
Ia juga ‘Israel’ telah mengambil “tanah asli Palestina” terutama penggunaan kekuatan militer.
“Selain itu, sebagian dari tanah yang selama ini dianggap oleh warga Palestina sebagai milik asli Palestina, diambil alih oleh ‘Israel’ – pada waktu yang berbeda dan dengan cara yang berbeda, namun sebagian besar, tentu saja, dengan bantuan kekuatan militer,” katanya.
Pemindahan Paksa
Lebih jauh, ia menolak usulan agar warga Palestina dipindahkan dari Jalur Gaza ke Sinai sebagai jalan menuju perdamaian. Menurutnya, seruan tersebut kontraproduktif untuk mencapai resolusi yang langgeng.
“Ini adalah tanah di mana orang-orang Palestina tinggal, dan ini adalah tanah mereka secara historis. Sebuah negara Palestina yang merdeka, termasuk Gaza, seharusnya didirikan,” katanya dikutip ILKHA.
Dia menyatakan keyakinannya yang kuat bahwa mengusir warga Palestina dari tanah air bersejarah mereka bukanlah solusi yang tepat dan tidak akan berkontribusi pada pencapaian perdamaian.
Komentar tersebut menyoroti perspektif Putin terhadap seruan pendudukan Zionis untuk merelokasi warga Palestina di Gaza.*