Stikes Papua Sorong pertama kali terima mahasiswa pertukaran 40 orang

Stikes Papua Sorong pertama kali terima mahasiswa pertukaran 40 orang
Ini satu kebanggaan kita sebagai penyelenggara kampus pada Sorong, Papua Barat Daya

Sorong – Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) Papua-Sorong, Provinsi Papua Barat Daya pertama kali menerima pertukaran mahasiswa sebanyak 40 orang pada 2023 yang mana digunakan berasal dari 27 perguruan tinggi negeri serta juga swasta dalam Indonesia guna mengenyam sekolah dalam kampus itu.

Ketua STIKES Sorong Marthen Sagrim di tempat dalam Sorong, Minggu, menjelaskan kesempatan sebagai kampus bagi mahasiswa pertukaran ini merupakan kepercayaan Kementerian Pendidikan kemudian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) memilih kampus Stikes Papua-Sorong untuk menjadi salah satu wadah sekolah bagi 40 mahasiswa yang dimaksud berasal dari 27 perguruan tinggi.

"Di 2023 ini atas ijin Kemendikbud RI kita berkesempatan menjadi kampus bagi mahasiswa pertukaran," jelasnya.
 
Dia menyampaikan apresiasi kepada Kemendikbud RI yang tersebut mana telah dilakukan terjadi memberikan kepercayaan ini. Karena di tempat area Papua Barat Daya hanya sekali sekali dua kampus yang mana yang disebut menjadi kampus bagi pertukaran mahasiswa yakni Stikes Papua-Sorong kemudian juga Universitas Muhammadiyah Sorong.

Bacaan Lainnya

"Ini satu kebanggaan kita sebagai penyelenggara kampus di area area Sorong, Papua Barat Daya," ucap dia.

Mahasiswa pertukaran itu, sebut dia, sudah mengikuti proses kuliah sejak 4 September 2023 hingga Februari 2024, barulah mahasiswa pertukaran itu kembali ke kampus masing-masing yang dimaksud tersebar di dalam area 27 kampus pada tempat Indonesia.

"Jadi 40 mahasiswa itu akan mengikuti institusi belajar di tempat area Kampus Stikes Papua-Sorong selama enam bulan ke depan," ujar dia.

Mahasiswa pertukaran itu bukan semata-mata semata-mata hanya berasal dari program studi kesehatan seperti prodi (program studi) keperawatan, prodi kesehatan masyarakat, prodi laboratorium medik, tapi ada juga prodi pertanian, prodi kesehatan olah raga juga prodi hukum.

Tujuan dari mahasiswa pertukaran itu tiada lain adalah, kata dia, meningkatkan pemahaman mahasiswa pada keberagaman suku, agama, ras, lalu antargologan (SARA) serta semangat persatuan.

Kemudian mengembangkan perjumpaan juga dialog intensif dalam keberagaman juga sikap saling memahami sehingga tercipta penguatan persatuan. Memperluas dan/atau memperdalam pengetahuan akademis mahasiswa.

"Kita berharap setelah mahasiswa mengikuti selama enam dapat memberikan manfaat banyak hal, baik dari peningkatan sisi pendidikan, tetapi juga hal lain seperti karakteristik budaya, agama kemudian suku dapat nantinya memperkaya diri dia ke depan," harap dia.

Sumber: Antaranews

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *