Jakarta – PT Pertamina (Persero) klaim bahwa pengerjaan kilang minyak mentah baru yang mana digunakan saat ini dijalankan oleh perseoan akan mampu jadi mengurangi emisi karbon kedepannya.
Hal itu seperti yang digunakan yang disebut dikatakan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. Dia menyebutkan bahwa saat ini pihaknya tengah membangun Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang digunakan mana mana hasil nantinya akan menurunkan emisi. Hal hal itu lantaran prouk yang digunakan hal tersebut dihasilkan dari kilang yang disebut akan sesuai dengan standar internasional Euro 5.
“Kenapa bangun kilang lagi ini memasukkan salah satu penurunan emisi. RDMP Balikpapan kita selesaikan RDMP ini item yang digunakan dihasilkan dari Euro 2 jadi Euro 5,” jelas Nicke dalam Rapat Panja Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (2/10/2023).
Dia mengatakan bahwa peningkatan hasil komoditas menjadi Euro 5 adalah dapat jadi mengurangi kandungan pencemar udara seperti SOx lalu juga NOx.
“Ini dampaknya akan emisi berkurang dari SOx 2500 ppm jadi 10 ppm, NOX akan turun 78%. Kalau dikalikan produksi 360 ribu barel per hari jadi besar (dampaknya),” tambahnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan pada RDMP lainnya seperti RDMP Balongan diklaim sudah selesai tahun lalu juga mampu meningkatkan produksi yang dimaksud yang disebut menghasilkan emisi karbon yang dimaksud digunakan rendah.
“RDMP Balongan selesai tahun lalu yang dimaksud kita turunkan, low sulfur, emisi ditekan, kemudian ada peningkatan produksi project kita lakukan untuk karbon emisi ini jadi yang tersebut digunakan paling kuat,” tandasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman mengatakan, dua proyek kilang itu merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) juga sudah beroperasi pada 2022 lalu.
“2022 kami selesaikan 2 proyek kilang PSN, yaitu RDMP Balongan juga juga Green Refinery Cilacap Fase 1,” ungkapnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (26/09/2023).
Taufik membeberkan, proyek RDMP Balongan sudah menghasilkan penambahan kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 25 ribu barel per hari (bph) menjadi 150 ribu bph dari sebelumnya 125 ribu bph.
Dari sisi produk, RDMP Balongan telah terjadi dijalani menghasilkan BBM diesel standar Euro V (10 ppm), di area dalam mana emisi karbon monoksida (CO) yang digunakan dihasilkan 50% tambahan tinggi rendah dibandingkan standar Euro II atau 0,5 g/km dibandingkan sebelumnya 1 g/km.
Dia menyebut, sebanyak 15.000 pekerja terlibat saat proses rekayasa teknis, pengadaan, lalu pengerjaan atau Engineering, Procurement & Construction (EPC).
“51,45% realisasi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) vs target kontrak 50%,” ujarnya.
Sumber: CNBCIndonesia