KENDARI – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Forum Group Discussion (FGD) di kantor TVRI Sultra pada Jumat (14/2/2025).
FGD ini mengangkat tema “Problematika Khilafah Dalam Bingkai NKRI”.
Sejumlah tokoh agama dan akademisi turut hadir sebagai peserta dalam acara tersebut. Hadir sebagai pemateri, Ken Setiawan, pendiri NII Crisis Center.
FGD ini bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila di tengah ancaman pemahaman khilafah yang dinilai berpotensi memecah belah kesatuan NKRI.
Ken Setiawan mengatakan, masyarakat harus kritis terhadap fenomena ancaman yang ada dalam kehidupan sehari-hari, terutama masalah pemahaman khilafah.
“Tantangan kita saat ini harus benar-benar mampu menjaga Pancasila terhadap ancaman khilafah yang mencoba untuk memaksakan diri mendirikan sebuah negara di Indonesia. Ini tentu rawan dan akan jadi pemicu perpecahan NKRI,” kata Ken kepada awak media.
Ken mengungkapkan, khilafah sangat anti terhadap Pancasila. Banyak hal yang dianggap bertentangan terhadap pemerintah. Sehingga, mereka mencoba melakukan kampanye melalui kegiatan-kegiatan entrepreneur dan pelatihan.
“Yang pada nantinya melalui kegiatan tersebut mereka menyusupkan pemahaman-pemahaman itu kepada masyarakat. Masuknya seperti virus, jadi memang ini sangat berbahaya karena mereka menanamkan kebencian terhadap Pancasila,” ungkapnya.
“Kemudian, jika mereka sudah menanamkan kebencian maka itu akan menjadi pintu gerbang orang akan bisa radikal dan pada aksi-aksi terorisme,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Sultra, Muhammad Saleh juga menyatakan hal yang sama untuk menjaga dan merawat nilai Pancasila dari pemahaman radikalisme.
Menurutnya, Pancasila sebagai ideologi bangsa harus tetap diterapkan secara konsisten oleh setiap warga negara, mengingat bahwa dalam kenyataannya, nilai-nilai tersebut mulai tergerus oleh perkembangan zaman.
“Persoalan ini adalah tanggung jawab kita bersama dan seluruh elemen anak bangsa,” tegasnya. (red)