Kendari, – Menyaksikan proses kematian adalah bagian yang tak terhindarkan dalam dunia perawatan medis. Namun, bagi Julie McFadden, seorang perawat yang terdaftar di Los Angeles, Amerika Serikat, hal tersebut telah menjadi bagian dari perjalanan hidupnya. Setelah merawat ratusan pasien yang sedang menghadapi ajal, McFadden membagikan pengalaman dan wawasan mendalam mengenai tanda-tanda kematian yang sering terjadi beberapa hari sebelum seseorang meninggal.
Dalam berbagi pengetahuan melalui media sosial, McFadden berupaya untuk menghilangkan stigma yang kerap kali menyelimuti proses akhir hidup dan meningkatkan pemahaman tentang fenomena yang dialami pasien sekarat. Ia mengungkapkan enam tanda-tanda umum yang sering ia temui selama bertahun-tahun bekerja di bidang perawatan terminal. Berikut adalah tanda-tanda kematian yang telah disaksikan McFadden berdasarkan pengalamannya.
1. Terminal Lucidity: Ledakan Kesadaran
Salah satu fenomena yang cukup mengejutkan adalah terminal lucidity, di mana pasien tiba-tiba mengalami peningkatan kesadaran atau kejernihan mental, meskipun sebelumnya mereka dalam kondisi fisik yang menurun. McFadden menyebutnya sebagai “ledakan energi” yang bisa membuat pasien merasa lebih waspada, menguatkan ingatan mereka, atau bahkan dapat berjalan lagi setelah sebelumnya sangat lemah.
Namun, McFadden menegaskan bahwa fenomena ini tidak terjadi pada semua orang. Dalam beberapa kasus, pasien yang mengalami terminal lucidity menunjukkan tanda-tanda peningkatan energi selama satu hingga dua hari sebelum akhirnya meninggal. Ia menyadari bahwa situasi ini bisa sangat membingungkan bagi keluarga yang belum siap dengan kenyataan bahwa pasien akan segera meninggal.
2. Penglihatan dan Halusinasi
Menurut McFadden, halusinasi adalah pengalaman yang sangat umum bagi pasien yang sedang sekarat. Dalam banyak kasus, pasien mungkin melihat orang-orang yang telah meninggal sebelumnya, yang sudah tidak ada lagi di dunia ini. McFadden menceritakan bagaimana ia menyaksikan pasien yang mengalaminya berulang kali, bahkan di luar pemahamannya sendiri.
“Bagian dari pengalaman ini adalah melihat orang-orang yang telah meninggal, yang bisa jadi sudah beberapa minggu sebelum mereka meninggal,” ujar McFadden, yang menegaskan bahwa hal ini merupakan fenomena yang sering dibicarakan oleh pasien dan keluarga mereka.
3. ‘Memilih’ Waktu untuk Mati
McFadden juga membagikan cerita tentang pasien yang seakan dapat “merasakan” kapan waktunya untuk meninggal. Beberapa pasien bahkan dapat memprediksi secara tepat kapan mereka akan menghembuskan napas terakhir, seperti yang diceritakan oleh perawat ini.
“Ada pasien yang berkata, ‘Malam ini saya akan meninggal, saya bisa merasakannya.’ Mereka benar-benar bisa merasakan hal itu dan akhirnya mereka meninggal di waktu yang mereka sebutkan,” tambah McFadden.
4. Meraih Kematian
Menjelang akhir hidup, McFadden menjelaskan bahwa pasien sering kali mengulurkan tangan mereka ke udara seolah-olah sedang mencoba meraih seseorang atau sesuatu yang tidak terlihat oleh orang lain. Momen ini sering kali menggambarkan sebuah koneksi dengan dunia lain, yang tidak dapat dijelaskan dengan logika medis.
“Mereka mengangkat tangan mereka dengan lama, seakan ingin meraih sesuatu atau seseorang yang tidak bisa kita lihat,” ungkap McFadden.
5. Tatapan Kematian
Fenomena tatapan kematian juga sering terlihat di kalangan pasien yang sedang sekarat. Mereka mungkin menatap ke sudut ruangan dengan intens, tanpa ada respons dari perawatan medis yang diberikan. McFadden menjelaskan bahwa meskipun kita mencoba untuk membangunkan pasien atau memanggil nama mereka, mereka tetap tak dapat merespons.
6. Pengalaman Kematian Bersama
Fenomena terakhir yang McFadden ungkapkan adalah pengalaman kematian bersama, yang ia gambarkan sebagai pengalaman yang paling berdampak. Dalam pengalaman ini, pasien yang sedang sekarat seakan memberikan sensasi kepada orang di sekitarnya, seolah-olah mereka sedang dalam keadaan damai dan siap meninggalkan dunia ini dengan tenang.
McFadden menceritakan bagaimana dirinya merasakan perasaan yang sangat menyenangkan saat berada di dekat pasien yang sedang sekarat. “Rasanya seperti orang itu memberi saya perasaan bebas dan gembira, mengatakan bahwa mereka baik-baik saja,” ujar McFadden.
Sebagai penutup, McFadden berencana merilis sebuah buku yang berjudul Nothing To Fear, yang bertujuan memberikan panduan dan informasi mengenai fenomena-fenomena yang terjadi dalam perjalanan akhir hidup. Melalui buku ini, ia berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai proses kematian, sekaligus mengurangi ketakutan dan stigma yang sering muncul terkait dengan hal tersebut.
Perjalanan Julie McFadden di dunia perawatan terminal bukan hanya membuka wawasan baru, tetapi juga memberikan penghiburan bagi mereka yang sedang menghadapi kehilangan orang terkasih.