Kesehatan

Virus HMPV Sudah Lama Ada di Indonesia, Publik Diminta Tidak Panik

743
×

Virus HMPV Sudah Lama Ada di Indonesia, Publik Diminta Tidak Panik

Sebarkan artikel ini

Jakarta – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan keberadaan Human Metapneumovirus (HMPV) di Indonesia bukanlah fenomena baru. Virus yang pertama kali ditemukan pada 2001 ini telah lama beredar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Budi juga mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tetap menerapkan langkah pencegahan.

“HMPV ini sudah ada di Indonesia sudah lama. Kalau dicek, apakah sekarang ada? Ada. Bahkan mungkin ada yang kena kalau batuk-batuk,” ujar Budi saat ditemui di Jakarta, Senin (6/1).

Budi menepis isu terkait lonjakan kasus HMPV di China. Menurutnya, laporan tersebut sudah dibantah oleh Pemerintah China dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Berita tentang HMPV naik tinggi di China tahun 2024 itu hoaks. Virus yang merebak di sana adalah H1N1, bukan HMPV,” katanya menambahkan.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa HMPV bukanlah virus mematikan. Gejalanya pun mirip dengan flu biasa, seperti batuk, demam, dan hidung tersumbat. Namun, ia tetap mengingatkan pentingnya menjaga daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.

“Istirahat cukup, olahraga, dan kalau ada tetangga batuk atau pilek, hindari dulu. Terapkan tiga M: menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker,” imbuhnya.

Anak-Anak Lebih Rentan

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, menyebut kelompok anak-anak menjadi yang paling rentan terpapar HMPV. Namun, ia belum dapat memastikan jumlah pasti kasus yang terjadi.

“Laporan ke Kementerian Kesehatan menunjukkan ada beberapa anak yang terkena HMPV. Kami terus memantau, tetapi penting bagi masyarakat untuk tidak panik. Virus ini bukan hal baru,” ujar Aji.

Juru Bicara Kemenkes, Widyawati, menambahkan bahwa tren HMPV tidak hanya terjadi tahun ini. “Virus ini sudah tersebar sejak lama, sejak ditemukan pada 2001. Kami ingin menegaskan kepada publik bahwa ini bukan virus baru,” tuturnya.

Waspada, Jangan Panik

Meski demikian, masyarakat tetap diminta waspada. Gejala HMPV yang berat, seperti bronkitis atau pneumonia, dapat terjadi pada kelompok rentan, seperti bayi, lansia, dan orang dengan gangguan imunitas.

Kasus serupa sempat dilaporkan di China. Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China menunjukkan peningkatan kasus HMPV pada pertengahan Desember 2024. Sebagian besar kasus menyerang anak-anak di bawah usia 14 tahun di wilayah utara negara tersebut.

Untuk mencegah penyebaran, pemerintah mengimbau masyarakat terus menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kebersihan. Hingga kini, belum ada larangan perjalanan ke wilayah tertentu terkait kasus HMPV.

“Yang terpenting adalah menjaga imunitas tubuh dan tetap waspada tanpa harus panik,” tutup Budi.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!